PROPAGANDA
INTERNASIONAL
Pengertian Propaganda Internasional
Menurut Terrence H. Qualter dalam
bukunya yang berjudul Propagnda Psychological Warfare (New York, 1992:27)
menulis bawa propaganda adalah usaha
yang disengaja oleh beberapa individu atu kelompok melalui pemakaian instrument komunikasi
dengan tujuan agar situasi tertentu, reaksi mereka yang dipengaruhi adalah
seperti yang diinginkan oleh sang propagandis.
Yang membedakan propaganda dari tindakan penyebaran ide atau informasi
lain adalah bahwa ia “usaha sengaja” untuk mengarahkan perilaku orang agar sesuai
dengan yang diinginkan, atau dengan kata lain, agar sesuai dengan efek yang
sudah dikalkulasi sebelumnya.
R. Soeprapto dalam bukunya Hubungan Internasional: Sistem Interaksi
Perilaku (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada hal. 230)mengutip definisi T.A Colombus
dan J.H Wolf yang menyatakan propaganda adalah “Usaha sistematis yang bertujuan
untuk membentuk atau mengubah sikap,
pendapat dan tindakan suatu kelompok sasaran melalui simbol-simbol verbal,
tulisan dan perilaku dengan menggunakan media seperti buku-buku, pamflet, film,
ceramah, radio, televisi dan lain-lain”.
Karena sifatnya yang sangat tidak netral itu yaitu memang sejak awal sudah bertujuan
mengarahkan publik propagnda sering kali ditanggapi secara sinis oleh banyak
pihak dan seringkali dianggap mengandung
konotasi negatif. Pandangan negatif ini tidak sepenuhnya dianggap benar. Bahkan
istilah propaganda sendiri sebenarnya berakar dari abad ke 17. Pada saat gereja
Katolik Roma menetapkan apa yang disebut sebagai Kongregasi bagi Propaganda
keyakinan. Dengan kata lain, propaganda disini merujuk pada penyebar luasan
yang tidak dengan sendirinya atau berarti menipu.
a. PERKEMBANGAN PROPAGANDA INTERNASIONAL PADA
ABAD KE-20
Pada awalnya propaganda lebih banyak dilakukan untuk mempengruhi publik
dalam negeri . propaganda dibedakan dari upaya komunikasi politik luar negeri
lainnya dalam hal kegiatan ini ditujukan pada publik luar negeri, dan bukan
hanya pada elite politik terbatas. Jadi berbeda dari kunjungan politik seorang
pemimpin negara ke negara lain atau dialog antar pejabat tinggi dua negara yang
keduanya juga merupakan komunikasi yang ditujukan untuk mempengaruhi pihak lain
propaganda memang secara sengaja diarahkan kepada
masyarakat luas.
Gagasan tentang keefektifan
propaganda dalam negeri membuat orang berpikir bahwa hal serupa bisa diterapkan
untuk menjangkau publik luar negeri. Keefektifan komunikasi politik itu
berusaha diperluas dari lingkup satu negara ke lingkup antar negara. Dapat
dikatakan sejak menjelang akhir abad ke-19, diplomasi internasional sudah mulai
memanfaatkan media massa sebagai instrumen politik luar negeri. Sebagian ini
menunjukan perubahan bentuk konvensional diplomasi yang cenderung tertutup
kearah bentuk negosiasi diplomatik yang lebih terbuka. Perkembangan pesat
teknologi komunikasi yang ditandai dengan lahirnya berbagai media komunikasi
yang dapat menjangkau khalayak luas dalam satu waktu yang pada waktu itu turut
mendukung propaganda internasional.
Propaganda internasional ini dapat dibedakan antara yang dijalankan dalam
masa damai dan yail ng dilancarkan pada masa perang. Pada masa perang,
diplomasi publik yang yang dilancarkan mengambil bentuk propaganda agresif.
Dapat dikatakan Perang Dunia ke I merupakan tonggak pertama mobilisasi total
sistem komunisi global yang dianggap turut mempengaruhi jalannya sejarah.
Bentuk perang psikologis ini terus dilanjutkan sesudah PD I usai. Dalam
perang dunia ke II, propaganda internasional juga dijalanka dalam skala sangat besar, baik oleh Rezim
NAZI maupun rezim Sekutu. Seusai Perang Dunia Kedua usai, propaganda
internasional berlanjut beroperasi sebagai dimensi inegral hubungan
internasional, hanya saja pada masa damai ini, propaganda yang dilancarkan tidak
lagi berlangsung terang-terangan, tidak secara agresif. Sebagai contoh pada perang
dunia propaganda AS yang dijalankan antara
lain dengan menyebarkan pamflet, atau menyiarkan berita yang akan
melemahkan semangat masyarakat negara musuh mendukung pasukan mereka, pada
damai propaganda yang dijalanan adalh antara lain dengan mendirikan
perpustakaan yang membuat publik luar negeri
memliki pandangan positif terhadap AS atau menyiarkan film yang membuat
masyarakat di luar negeri menganggap AS adalah model negara terbaik dunia.
Faktor yang mendorong
meningkatnya propaganda internasional sejak berakhirnya Perang Dunia II :
a.
Semakin dihindarinya penggunaan kekuatan militer
dalam upaya menyelesaikan pertikaian internasional.
b.
Meningkatnya posisi masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan disebagian negara besaR, sejalan dengan diterimanya sisem
pemerintahan demokratis di negara-negara tersebut.
c.
Berkembangnya sarana komunikasi yang dapat
dimanfaatkan untuk menjalankan propaganda internasional.
b.
Propoganda Internasional Sejumlah Negara Besar
Setiap
negara pada dasarnya melakukan kegiatan propaganda internasional atau diplomasi
publik. Hanya saja, intensitas kegiatannya berbeda-beda. Negara-negara kecil
atau negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah lazimnya membatasi diri hanya
pada mengeluarkan pernyataan dari juru bicara kedutaan kepada anggota korps
pers internasional. Selain itu, hampir semua negara mengoperasikan siaran radio
gelombang pendek (short wave) yang
diarahkan pada pendengar di negara lain.
Sebaliknya,
sejumlah negara besar melakukan rangkaian aktivitas diplomasi publik yang
sangat luas dengan dana besar. Berikut ini ada tiga negara besar Amerika
Serikat, Inggris, dan Uni Soviet melakukan propaganda internasional.
1. Amerika
Serikat
Seusai perang Dunia II, arena konflik antar adikuasa
berusaha dipindahkan dari medan peperangan secara militer yang disadari dapat
memakan banyak korban ke medan propaganda dan counter propaganda. Dalam hal
ini, Amerika Serikat, sebagai salah satu adikuasa terpenting Nampak sangat
menyadari arti penting dikembangkannya upaya terencana untuk mempengaruhi alam
pikikir masyarakat internasional.
Pada
Mei 1980 misalnya, juru bicara Partai Republik di House of Representatives
(DPR) AS, James Wright menyatakan bahwa AS tak boleh mengambil resiko kalah
dalam peperangan menguasai alam piker di seluruh dunia. Salah satu actor
penting dalam pembentukan citra internasional adalah United States Information
Agency (USIA) yang didirikan pada 1953, sebagai langkah lanjut UU Pertukaran
Informasi dan Kebudayaan AS yang diluncurkan tahun 1948. Pada 1978, USIA
digabung dengan Biro Masalah Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Luar Negeri
AS, dan namanya sempat diubah menjadi International Communication Agency. Namun
empat tahun kemudian nama USIA digunakan kembali sebagai nama resmi.
USIA
mengoperasikan perpustakaan, program penerbitan buku, produksi dan distribusi
film, serta stasiun radio Voice of America, . Sejumlah data menunjukkan bahwa
USIA juga terlibat dalam perekayasaan berita mengenai peristiwa penting.
Bermarkas besar di Washington, USIA memiliki lebih dari 200 pos di berbagai
belahan dunia, yang diorganisasikan dalam lima wilayah geografis.
2. Inggris
Skala
propaganda internasional Inggris jauh lebih rendah daripada Amerika Serikat. Di
banyak negara, pemerintah Inggris mendirikan British Council, sebagai pusat
aktivitas kebudayaan dan pendidikan Inggris di negara tersebut. Salah satu
organ propaganda terpenting lain adalah stasiun penyiaran (radio gelombang
pendek dan televisi) BBC. British Broadcasting Company (BBC) didirikan pada 18
Oktober1922 oleh pemerinah Inggris untuk melayani kebutuhan informasi nasional,
di Inggris hak penyiaran dikuasai oleh negara.
Pendanaan
BBC diperoleh dari pajak yang ditetapkan pemerintah dengan menarik semacam
iuran pesawat penerima radio dari para pemilik pesawat radio. Pada tahun 1927,
BBC berubah nama menjadi British Broadcasting Corporation. Dalam
perkembangannya, siaran BBC tidak hanya diarahkan pada publik domestic
melainkan juga pada publik internasional.
Setelah
perang Dunia II usai, pemerintah partai buruh yang berkuasa di Inggris
sebenarnya berniat mengurangi operasi luar negeri BBC, terutama siaran-siaran
mereka di Eropa dan sekitarnya. Hal ini dilakukan mengingat pemerintah Inggris
pada masa itu berupaya untuk lebih memusatkan perhatian pada perbaikan ekonomi
Inggris yang porak poranda akibat Perang Dunia II. Namun dengan segera, atas
desakan Partai Konservatif sebagai
oposisi pemerintah, pemerintah Inggris terpaksa mengembalikan peran vitasl
BBC dalam diplomasi internasional. Alasan pihak oposisi, aktivitas penyiaran
melalui radio adalah penting dalam rangka mencegah meluasnya pengaruh Uni
Soviet di Eropa.
3. Uni
Soviet
Uni
Soviet juga melancarkan propaganda secara intensif. Propaganda internasonal
Soviet berakar dalam Communist International (Comintern) yang didirikan pada
1919 sebagai badan disinformasi yang agresif. Tujuan propaganda internasional
Soviet antara lain adalah penyebaran ide-ide revolusi (komunis) di berbagai
negara, menghancurkan persekutuan-persekutuan anti Soviet dengan
mengeksploitasi perbedaab-perbedaab kepentingan antara anggota persekutuan,
serta memperlemah negara-negara tersebut. Dinas rahasia Soviet KGB juga
memanfaatkan banyak jurnalis di berbegai negara untuk mempengaruhi opini publik
dan pembuatan keputusan di negara itu. Pada 1959, sebuah departemen khusus
disinformasi didirikan. Beragam cerita-cerita hasil rekayasa termuat di media
cetak berbagai belahan dunia. Salah satu ilustrasi terkenal adalah berita
rekayasa tentang pidato duta besar AS, Jeanne Kirkpatrick di PBB. Propaganda
Soviet meningkat secara khusus seja 1975. Menurut pemerintah Soviet, itu
dilakukan mengingat negara-negara barat mulai mulai menggunakan propaganda
ekstensif anti Soviet sesudah menandatangani kesepakatan Helsinki. Soviet menyebut
apa yang mereka lakukan sekedar dilakukan antara lain dengan memanfaatkan
kartun-kartun politik di surat kabar partai Pravda dan Izvestia. Mereka menuduh
pers Barat adalah sekedar instrument agresif strategi NATO, bahwa jurnalis
Barat adalah sekutu CIA, dan bahwa media Barat mengukuhkan mitos tentang
ancaman Soviet serta bahwa program politik Presiden AS Ronald Reagan dipenuhi
oleh kepalsuan, kekerasan dan suap.
Bagaimanapun
propaganda internasional Uni Soviet dianggap tak cukup efektif untuk mengatasi propaganda
serupa yang dijalankan kubu Barat, terutama Amerika Serikat.
PROPAGANDA INTERNASIONAL MELALUI
MEDIA MASSA SWASTA
Pada
bagian ini, dengan menggunakan kasus Amerikaa Serikat, akan dijelaskan
bagaimana peperangan informasi itu tak hanya dijalankan sepenuhnya oleh
organ-organ pemerintah, namun juga didukung oleh inisiatif-inisiatif
non-pemerintah, serta melalui media massa swasta yng baik secara terencana atau
tidak terencana mendukung kebijakan pemerintah tersebut.
A. Penyusupan Ke Dalam Media dan Praktek
Disinformasi
Selain
organ-organ resmi pemerintah seperti Voice of America, praktis seluruh media
massa di AS dikuasain pihak swasta. Di negara itu tidak ada misalnya semacam
TVRI atau RRI, atau bahkan stasiun radio dan televisi seperti BBC di Inggris yang
memperoleh dana pemerintah. Karena itu dapat dikatakan media massa di AS
berdiri sepenuhnya di luar pemerintah, dan dengan prinsip kebebasan pers yang
dijunjung tinggi di negara itu, pemerintah AS ditekan untuk tak melakukan
campur tangan dalam kehidupan media massa.
Ada
dua bentuk propaganda internasional melalui media massa swasta. Yang pertma
adalah pelibatan media massa melalui penanaman jurnalis dan artikel ke dalam
media massa bersangkutan. Yang kedua adalah pelibatan media massa melalui
persetujuan media massa itu sendiri.
1.
Pelibatan
Melalui Penanaman
Penanaman
di sini merujuk pada ditempatkannya sejumlah jurnalis yang dibayar oleh organ
pemerintah di media massa swasta, serta disalurkannya cerita-cerita (atau
berita-berita) yang mendukung kebijakan pemerintah ke media massa melalui
beragam sarana. Cerita-cerita itu bisa saja memiliki dasar fakta yang kuat,
namun juga seringkali hanya hasil rekayasa yang dilakukan untuk menyesatkan
khalayak. Hal yang terakir itu disebut sebagai ‘disinformasi’
Sebagaimana
ditulis Cees J. Hamelinks dinas rahasia AS, US Central Intelligenci Agency
(CIA) diketahui secara aktif melakukan disinformasi selama puluhan tahun. Pada
1948, saat mereka berusaha mempengaruhi hasil pemilihan umum di Italia. Antara
1966 dan 1975 CIA mengoperasikan semacam kantor berita bernama Forum World
Featuress yang terutama menyalurkan laporan mendalam ke ratusan surat kabar.
Selain pemanfaatan langsung jurnalis CIA juga memiliki, mensubsidi, dan
mempengaruhi banyak surat kabar, kantor berita dan media lainnya. Setidaknya 12
agen CIA bekerja sebagai wartawan tetap di media berita AS, di mana mereka
menanamkan cerita-cerita rekayasa atau cerita sesungguhnya yang diselewengkan.
Cerita-cerita semacam itu sering digunakan kantor berita Associated Press dan
UPI dan disebarkan ke seluruh dunia.
Menurut
Hamelinks media berita menjadi komponen penting dalam wilayah disinformasi
karena mereka kerap secara tidak kritis menerima informasi yang diberikan pada
mereka oleh lembaga-lembaga yang seharusnya mengundang kewaspadaan tertentu.
Tanpa
analisis kritis, informasi yang ada mungkin memperkokoh posisi pihak-pihak yang
mempromosikan anggaran militer AS.
2.
Perlibatan Melalui Persetujuan
Tak selalu dukungan media massa terhadap
kebijakan proaganda luar negeri pemerintah AS
terjadi karena adanya penanaman jurnalis atau berita yang direkayasa.
Harus diingat, para pemilik dan praktisi media AS adalah warga AS yang tentu
juga memiliki rasa nasionalisme. Demikianlah, dukungan media secara sukarela
terhadap garis kebijakan luar negeri AS yang menentang gerakan komunisme
internasional bisa jadi berakar dari sikap anti-komunisme dalam diri para
pengelola medigsanendiri. Leh karena itu, film-film yang menematkan negara-nelm
JAgara komunis sebagai pihak yang jahat dan mengancan kepentingan dunia seperti
sangat kuat terkesan dalam film-film James Bond atau Rambo lazim dibuat tanpa
ada keterkaitan dengan pemerintah AS.
Namun menurut Edwar S.
Herman dan Noam Chomsky dalam bukunya yg berjudul manufacturing consent
terdapat lima kondisi yang menyebabkan
media massa AS Pada umumnya
cendurung mendukung propaganda internasional. Lima kondisi itu yaitu:
a. Besaran
kepemilikan, dan orientasi keuntungan media massa
Pada
intinya Herman dan Chomskys pada masa ini media massa harus dpandang sebagai
industri yang menitikberatkan pencarian keuntungan. Media massa harus
memperbesar skala usahanya, dan berupaya untuk tidak memuat hal-hal yang
merugikan bisnis mereka. Para raksasa media juga memiliki hubungan erat dengan
arus utama masyarakat bisnis melalui berbagai cara. Dengan kata lain,
sebenarnya teerdapat kesaling tekaitan antara media dengan komunitas bisnis
secara keseluruhan. Ini berimplikasi pada bagaimana mereka memandang hubungan
dengan pemerintah. Media massa AS juga membutuhkan dukungan kebebasan usaha
mereka diplomatik dari pemerintah AS untuk melakukan penetrasi ke pasar Luar
negri. dengan demikian media massa AS cenderung mendukung kebijakan luar negeri
AS mengingat pada dasarnya komunitas bisnis secara keseluruhan dan komuitas
media pada khususnya membutuhkan dukungan pemerintah AS dalam ekspansi
global mereka.
b. Pengaru
Iklan
Ketergantungan
media massa pada komunitas bisnis juga lahir akibat ketergantungan mereka pada
iklan sebagai sumber utama pendanaan. Dapat dikatakan, media hanya bisa menjadi
besar dan makmur bila memperoleh pemasukan iklan yang besar pula. Dalam hal ini
media massa tidak daat menentukan sepenuhnya sendiri apa yang aka merek
sebarkan, melainkan juga bergatung pada kata apa kata pemasang iklan,yaitu para
pengusaha non media.
c. Kebutuhan
akan narasumber pemerintah
Dalam
hal ini, media massa memang cenderung membutuhkan adanya sumber-sumber yang
dapat menyalurkan informasi secara tetap dapat diandalkan mengenai
berita-berita yang berlagsung setiap hari. Salah satu sumber terpenting
terutama dalam hal kebijakan luar negeri adalah pemerintah. Dalam rangka menjaga
hubungan baik dengan sumber-sumber kaya tersebut, maka media massa umumnya
cenderung tak ingin terlihat terlalu
kritis terhadap mereka.
d. Tekanan
tidak formal: “flak”
Adalah
istilah yang digunakan Herman dan Chomsky untuk merujuk pada respon-respon negatif terhadap
pernyataan atau program media. Tanggapan itu bisa mengambil bentuk surat,
telegram, telepon, petisi, tuntutan hukum, pidato, serta rancangan UU didepan
Kongres Serta bentuk-bentuk keluhan dalam ncaman lainya. Dalam hal ini, media
massa terpaksa tidak mudah begitu saja menyiarkan isi yang dianggap
bertentangan dengan garis kebijakan luar negeri AS.
e. Ideologi Antikomunisme
Di Amerika Serikat terdapat semngat
antikomunisme yang dirasakan bersama oleh masyarakat luas. Semangat ini dengan
sendirinya akan mengancam media massa AS yang bersimpati pada pihak-pihak yang
menganut paham konunisme.
Demikian
telah dijelaskan bagaiman propaganda internasional pemrintah amerika serikat
umumnya cenderung didukung media massa besar dinegara tersebut. Tentu, yang
harus dicatat, sejalan dengan prinsip kebebasan dan plurarisme kebebasan
disana, dukungan tersebut tak bersifat tunggal, seragam, dan tetap dari waktu
ke waktu. Sesekali tentu akan terlihat adanya kritisme media terhadap kebijakan
luar negeri AS yang bisa saja mengambil bentuk sangat tajam seperti dalam massa
menjelang berakhirnya perang Vietam.
Namun patut
diingat, dalam kasus itu, publik dalam negeri AS berkepentingan karena
banyaknya serdadu AS yang dikirim dan tewas disana. Dalam kasus-kasus lain
seerti dibanyak negara amerika Latin atau negara-negara komunis ketrrlibatan
masayarakat luas adalah minim sehingga mereka tak merasa berkepentingan dengan garis kebijakan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar