Selasa, 19 November 2013

USES AND GRATIFICATION (KOMUNIKASI MASSA)

USES AND GRATIFICATION


BAB  I
 PENDAHULUAN

1.1.            LATAR BELAKANG
Uses and Gratifications adalah sekelompok orang atau orang itu sendiri dianggap aktif dan selektif menggunakan media sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya. Studi didalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (Gratifications) atas kebutuhan seseorang. Oleh karena itu, sebagian besar prilaku orang tersebut akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan individu.
Pendapat lain mengenai definisi  Uses and Gratifications adalah Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan yang dalam Bahasa Inggrisnya Uses and Gratification Theory adalah salah satu teori komunikasi (massa) dimana titik berat penelitian dilakukan pada pemirsa atau khalayak sebagai penentu pemilihan pesan dan media.[1]
Uses and Gratification Theory yang merupakan salah satu dari teori komunikasi massa melihat audiens dari proses komunikasi massa sebagai individu yang aktif, selektif dan memiliki tujuan tertentu terkait dengan terpaan media kepadanya. Artinya individu atau audiens (khalayak) sebagai makhluk sosial mempunyai sifat selektif dalam menerima pesan yang ada dalam media massa.
Uses and Gratifications meneliti asal mula kebutuhan manusia  secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan  harapan tertentu dari media masa atau sumber-sumber lain (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan penelitian yang menggunakan Uses and Gratifications model memusatkan perhatian pada kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan. Mc quail (1995) mengatakan ada dua hal utama yang mendorong munculnya pendekatan penggunaan ini. Pertama, ada oposisi terhadap pandangan deterministis tentang efek media. Sikap ini merupakan bagian dari “penemuan kembali manusia” yang terutama terjadi pada sosiolog di amerika. Kedua, ada keinginan untuk lepas dari debat yang berkepanjangan tentang selera media masa. Dalam persoalan ini pendekatan Uses and Gratifications model menyajikan alternatif lain dalam memandang hubungan antara isi media dengan komunikan, dan dalam pengkategorian isi media menurut fungsi. [2]
1.2.            PERUMUSAN MASALAH
1.      Apakah yang dimaksud dengan Uses and Gratification?
2.      Uses and Gratification menurut Elihu Katz, Jay G. Blumbler, dan Michael Gurevitch?

1.3. TUJUAN
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Uses and Gratifications?
2.      Untuk mengetahui Uses and Gratification menurut Elihu Katz, Jay G. Blumbler, dan Michael Gurevitch?


BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian
Uses and Gratification atau penggunaan dan Pemenuhan (kepuasan) merupakan pengembangan dari teori atau  model jarum  hipordemik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan oleh media pada diri seseorang, tetapi ia tertarik dengan apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.[3]
Uses and Gtaifications menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku  khalayak, tetapi bagaiman media memenuhi kebutuhan pribadi  dan sosial khalayak.  khalayak  dianggap secara aktif dengan sengaja menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan dan mempuyai tujuan. Studi dalam bidang memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapat kepuasan (Gratications) atas pemenuhan kebutuhan seseorang dan dari situlah timbul istilah Uses Gtarifications. Sebagian besar prilaku khalayak akan dijelaskan  melalui berbagai kebutuhan dan kepetingan individu. Dengan demikian, kebutuhan individu merupakan titik awal kemunculan teori ini.[4]
Uses and Gtaification pada awalnya muncul ditahun 1940  samapai 1950 para pakar melakukan penelitian  mengapa khalayak terlibat berbagai jenis perilaku komunikasi. Lalu  mengalami kemunculan kembali dan penguatan di tahun 1970an dan 1980an. Para teoritis pendukung Teori Uses and Gtaification berargumentasi bahwa kebutuhan manusialah yang mempengaruhi bagaimana mereka menggunakan dan merespon saluran media. Dengan demikian kebutuhan individu merupakan titik awal kemunculan teori ini..
Teori use and gratificaion ini adalah kebalikan dari teori peluru atau jarum hipodemik. dalam teori peluru media itu sangant aktif dalam all powerfull berada  audience. sementara berada dipihak pasif. Sementara dalam teori aktif  use and gartification ditekanka bahwa audience itu aktif untuk memillih mana media yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya. [5]

2.      Uses and Gratification Menurut Katz, dan Blumer
Pada tahun 1974 teori ini dikemukakan lagi oleh Herbert Blumer dan elihu Katz, yang dikenalkan dalam bukunya yang berjudul The Use of Mass Comunication:Current Prespectives on gratificaton.Teori use and gratification milk blumer dan Katz ini mengatakan bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain penggunaan media tersebut adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Artinya teori use and gratification mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan untuk memuaskan kebutuhannya.[6]
Sementara itu, Katz, Gurevitch dan haan mengatakan yang dikutip oleh Onong Uchjana menjelaskan bahwa kebutuhan manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosial, afiliasi kelompok, dan ciri-ciri kepribadian sehingga terciptalah kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media meliputi kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kepribadian secara integratif, kebutuhan sosial secara integratif dan kebutuhan pelepasan ketegangan. [7]
Kebutuhan Khalayak adalah sebagai berikut:
a.       Kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi mengenai pemahaman dan lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan dengan hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan dan memuaskan rasa keingintahuan kita.
b.      Kebutuhan afektif yaitu berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estis menyenangkan emosidional. Kebutuhan ini mengacu pada kegiatan atau segala sesuatu yang berkaitan dari segi prilaku yang menyenangkan.
c.       Kebutuhan pribadi secara integratif yaitu kebutuhan ini berkaitan dengan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual yang diperoleh dari hasrat dan harga diri.
d.      Kebutuhan sosial secara integratif yaitu berkaitan dengan peneguhan kontak bersama keluarga, teman dan dunia. Hal tersebut didasarkan pada hasrat berealisasi bekaitan.
e.       Kebutuhan pelepasan ketegangan yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, tegangan dan hasrat akan keanekaragaman. 
Dalam keaktifan khalayak dalam kehidupannya        sehari-hari, terlihat mereka membutuhkan sesuatu yang dapat memenuhi  kebutuhan mereka yakni melalui penggunaan media seperti membaca surat kabar yang mereka sukai, menonton acara televis, atau mendengarkan musik favoritnya, dll.[8]
Menurut Katz dan Gurevitch  (1974, dalam Fiske, 2007:213-214) beberapa asumsi mendasar dari uses and gratifications adalah sebagai berikut:
1.      Khalayak  dianggap  aktif. Khalayak bukanlah penerima yang pasif atas apa pun yang Cmedia siarkan. Khalayak memilih dan  menggunakan isi program.
2.      Dalam proses komunikasi massa, Para anggota khalayak secara bebas menyeleksi media dan program-programnya yang terbaik yang bisa mereka gunakan untuk memuaskan kebutuhannya.
3.      Media massa harus besaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas.
4.      Tujuan media masa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak artinya, orang yang dianggap mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi tertentu
5.      Pertimbangan nilai tentang signifikansi kultural dari media massa harus dicegah. Semisal, tidaklah relevan untuk menyatakan program-program infotainment itu sampah, bila ternyata ditonton oleh sekian juta penonton. [9]
Sebagaimana dikutip McQuail telah menunjukkan pengaruh mood seseorang saat memilih media yang akan ia gunakan, pada saat seseorang merasa bosan maka ia akan memilih isi yang lebih menarik dan menegangkan dan pada saat seseorang merasa tertekan ia akan memilih isi yang lebih menenangkan dan ringan. Program TV yang sama bisa jadi berbeda saat harus kepuasan pada kebutuhan yang berbeda untuk individu yang berbeda. Kebutuhan yang berbeda diasosiasikan dengan kepribadian seseorang, tahap-tahap kedewasaannya, latar belakang, dan peranan sosialnya. Sebagai contoh anak-anak secara khusus lebih menyukai untuk menonton TV untuk mencari informasi dan disaat yang sama lebih mudah dipengaruhi.[10]
Contoh Studi Kasus
Teori uses and gratification mengatakan bahwa individu lebih aktif dalam mencari apa yang diinginkan  dalam media sehingga tercapai kepuassan yang diinginkan tersebut contoh kasus yang pernah gencar diperbincangkan di media, seperti grasi yang diberikan presiden terhadap terpidana kasus narkotika warga Negara asing yang bernama Schapelle Corby. Media massa di negeri ini tengah gencar-gencarnya memperbincangkannya, dan bahkan di salah satu stasiun televisi di negeri ini mengundang berbagai tokoh dan pakar hukum untuk membahasnya. Dalam kasus ini, presiden seakan tersudutkan dengan keputusannya memberikan grasi tersebut. Terpaan media yang dipertontonkan ke publik baru-baru ini mengenai keputusan grasi tersebut. Terlepas dari kasus tersebut, tentunya individu sebagai penerima pesan dari media massa akan mencari informasi tentang kasus tersebut. Sehingga individu tersebut bisa memutuskan sendiri mana yang benar dan mana yang salah.
Selain itu contoh yang lain yaitu acara musik, kita ambil kebutuhan dan kepuasan penonton salah satunya dengan menonton acara musik Dahsyat yang sebagian besar disukai oleh kaum wanita khususnya ibu-ibu rumah tangga. Para kaum wanita khususnya remaja  lebih ingin menonton atau mencari kepuasan dengan musik terupdate melewati tayangan acara musik DAHSYAT di RCTI ketimbang melalui acara lain yang lebih dominan mengikuti acara DAHSYAT tersebut,  selain itu para pembawa acara DAHSYAT humoris  yang membuat pikiran kembali segar setelah melihat acara tesebut. Dari contoh tersebut bisa kita lihat kebutuhan masyarakat dalam mengkonsumsi media menurut teori usus and gratification.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
·         Uses and Gratifictions (kegunaan dan kepuasan) adalah sekelompok orang atau orang itu sendiri dianggap aktif menggunakan media sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya.
·         Menurut Wikipedia Uses and Gratifications adalah salah satu teori komunikasi (massa) dimana titik berat penelitian dilakukan pada pemirsa atau khalayak sebagai penentu pemilihan pesan dan media.
·         Teori Uses and Gratifications dikemukakan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumbler, dan Michael Gurevitch (Griffin, 2003) yang menyatakan bahwa pengguna media memainkan peran yang aktif dalam memilih dan menggunakan media. Pengguna media menjadi bagian yang aktif dalam proses komunikasi yang terjadi serta berorientasi pada tujuannya dalam media yang digunakannya.
·         Kebutuhan khalayak yang berkaitan dengan media yaitu meliputi kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kepribadian secara integratif, kebutuhan sosial secara integratif dan kebutuhan pelepasan ketegangan




DAFTAR PUSTAKA
Aridianto, Elvinaro dan Lukiati komala. 2007. Komunikasi Massa revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama media.
McQuail, 1987. Teori Komunikasi Massa ed. 2, Jakarta: Erlangga
Nurudin, 2004. Komunikasi Massa. Malang : CESPUR
Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikas. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. http://zulfiifani.wordpress.com/2010/10/12/teori-%E2%80%9Cuses-and-gratifications%E2%80%9D/
Imelda Bachin, 2010.Skripsi Motivasi Konsumsi terhadap Tayangan Televisi Reality Show dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi. Medan: Universitas Sumatera Utara
Ririn Fuziah. 2012. Skripsi Minat Masyarakat dalam Menggunakan Media Massa. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa





Selasa, 02 Juli 2013

analisis sahabat Komunikasi Antar Pribadi

Nama : Dewi Mauly Syahidah
NIM    : 1111051000041
Kelas   : KPI 4B
Mata Kuliah   : Komunikasi Antar Pribadi

Tugas UAS
Data Sahabat
            Saya dan teman saya yang bernama Ishmatun Nisa adalah teman akrab satu organisasi di Himpunan Mahsiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (HMJ KPI) dan Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (HMI KOMFAKDA). Data komunikasi antarpribadi yang akan saya coba olah kali ini berkaitan dengan teman saya Ishmatun Nisa. Berikut pemaparannya.
1. Verbal
                    
                                                                                            

     
Tulisan Cembung
Tulisan dengan garis tipe seperti ini sekilas nampak seperti ditulis oleh seseorang yang berpikir positif dan antusias (Karena garis dasar nampak menarik). Akan tetapi dengan melihat ujungnya yang mengarah kebawah, sebenarnya penulisnya tanpa sadar memploklamir dirinya. Sebagai figur yang gampang menyerah kebawah ini nampak nyaman diawal, bahkan bisa nampak bersemangat tetapi dia bisa menyerah sebelum tujuannya tercapai.
Kalimat yang tidak disukai oleh sahabat saya adalah “rempong bwnget sih dandananya?”
Dan kata yang paling dia tidak suka “dempul/menor”

Non Verbal
1)      sahabat saya yang bernama Ismatun Nisa ini memiliki bentuk wajah lebar, rambut keriting, rambut halus, mata berjauhan, tangan kecil jempol panjang, kaki yang kecil, hidung sedikit mancung, memiliki dahi yang cukup lebar, dan alis yang sedikit tipis
teman saya itu berwatak sangat percaya diri, mudah untuk memasuki situasi yang baru, sangat toleran, sedikit sensitif terhadap sesuatu apalagi yang terjadi pada dirinya, memiliki perasaan yang kuat dan sangat peduli terhadap temannya,.
2)      Bahasa tubuh teman saya jika sudah berada dalam organisasi ia sangat cekatan dan teliti dalam mengerjakan sesuatu apa lagi dalam masalah surat maupun proposal yang harus dia buat karena pada saat  itu dia menjabat sebagai sekertaris umum di HMJ KPI, jika ia sedang kebingungan ia sangat panik dan sedikit emosi tetapi itu bisa ia atasi sendiri walaupun sedikit meminta bantuan kepada saya. Jika ia sedang banyak masalah wajahnya sedikit berubah seperti orang gelisah dan harus ditanya.
3)      teman saya memilih nomer 1 (satu) untuk gambar pertama, maka dia temasuk orang yang mempunyai kecenderungan mempunyai kepribadian thingking. orang pada tipe ini terkesan sebagai orang menuntut sesuai apa yang diinginkan dan mempunyai sikap kerja yang tepat-akurat pada tipe ini cenderung dapat menjadi pemimpin atau menjadi oranng yang dapat mengarahkan.
4)      Pernah, saya sebisa mungkin berada dalam gelombang alfa/theta karena tidak selamanya saya seperti ini terus saya harus berubah demi kebaikan saya sendiri dan tentunya saya harus fokus terhadap perubahan yang lebih baik.
2.      Model akraban platonic, romantic, sesama wanita, sesama pria, se etnis, se ideology, se-agama di orgainsasi dan factor-faktor pendukungnya?
a.       Hubungan Akrab Plaonic
saya adalah mahasiswa baru dan baru bergabung di organaisasi tersebut. Karena pada waktu itu saya masuk dalam satu organisasi yang sama dan saya mahasiswa baru pada saat itu, saya pun berkenalan satu sama lain dan saya mencoba akrab dengan dia melalui teman saya yang terlebih dulu menhenal dia. Karena saya  masih anggota baru dan jabatan  ia lebih dtinggi dibandingkan saya sebagai anggota saya pun sering membantunya dan tolong menolong satu sama lain apalagi dalam hal surat maupun proposal. Karena kami berdua adalah sesama perempuan kami pun tentunya lebih peka persaannya satu sama lain. Dengan sejalannya waktu kami pun sering berbagi dan share tentang organisasi yang kita jalankam dan saling memberi masukan terhadap pekerjaan kita di organisasi
b.      Hubungan Akrab Romantik
Bentuk hubungan yang saya bangun dengan sahabat saya Ishmatun Nisa dalam organisasi bersifat Romantic. Pada saat di luar organisasi, kami selalu bisa membangun  hubungan romantic sesama perempuan, walaupun hubungan romantic sesama perempuan. misalnya jika ia sedang curhat tentang masalahnya apa lagi tentang laki-laki saya selalu memberi nasihat dan pujian agar ia terhibur itu saya lakukan sebagai tanda kasih sayang saya sebagai sahabatnya. Dia selalu memperhatikan say dan saya pun juga suka perhatian dengan dia , kalau ia melupakan sesuatu yang harus dia lakukan saya selalu mengingatkannya bgitupun sebaliknya.
c.       Hubungan Akrab Sesama Wanita
Di dalam organisasi , keakraban sesama wanita tetap dijalin demi kebersamaan anggota di organisasi. Yang biasa kami lakukan adalah curhat-curhatan, terkadang ngegosip, berdiskusi mata kuliah, berdiskusi tentang organisasi  dan saling perduli terhadap sesama wanita. Tetapi dalam soa lcurhat-curhatan, dia lebih sering curhat dibandingkan saya mungkin karena dia lebih banyak punya masalah dibandingkan saya, tetapi dia memang orang yang terbuka jika mempunyai masalah, dan saya selalu memberikan solusi walaupun terkadang solusi saya tidak jelas tetapi saya selalu berusaha untuk membantu dan menghiburnya.  Dan di saat saya sedang tidak punya uang pun saya suka ditraktir atau pun makan bersama.
d.                  Hubungan Akrab Atasan Bawahan
   Di dalam organisasi antara saya dan dia adalah atasan bawahan dimana saya lah bawahannya karena jabatan ia lebih tinggi dibandingkan saya, karena saya hanya seorang anggota kementrian sedangkan ia adalah sekertaris umum. meski pun begitu kami saling menghargai satu sama lain, dan saya harus bisa mematuhi apa yang ia kata kan karena saya menghormati ia sebagai senior saya di organisasi. misalnya saat ia memberikan saya perintah untuk mengerjakan sesuatu untuk membantunya saya harus patuh pada dia karena dia memiliki jabatan yang lebih tinggi di bandingkan saya.
Adapun factor-faktor pendukung dari model keakraban tersebut adalah: : keterbukaan antara kami berdua, simpati satu sama lain, bertanggungjawab, kepedulian kami terhadap organisasi, sifat yang baik, mudah bergaul, dan tidak sombong. Saling bercanda satu sama lain.

3.      a) Model Konfik di organisasi
v  Konflik prinsip penyebabnya karena kita satu organisasi dalam lingkup organisasi HMJ KPI terkadang kita berbeda pendapat dalam menentukan sebuah tema jika akan membuat suatu acara.
v  Konflik realistic biasa yang memicu konflik antara kami berdua dikarenakan masing-masing tidak ada yang mau mengalah untuk mengeprint surat-surat yang diperlukan karena malas untuk jalan ke warnetnya.
v  Konflik tidak dinyatakan karena sahabat saya lebih tua umurnya dibandingkan saya dan saya suka tidak enak untuk marah atau pun menolak ajakkannya ketiks ia meminta saya untuk menemaninya.
v  Konflik pribadi, meskipun saya satu organisasi dengan dia tetapi hamper kami tidak memiliki konflik pribadi, karena kami saling pengertian satu sama lain,.
v  Konflik prilaku sahabat saya sedikit cerewet dan sedikit susah untuk dinasihati jika dia memiliki satu keinginan maka keinginannya itu harus dituruti, dan sikap itu ang saya tidak sukai dari dia.
v  Konflik sifat karena saya keras kepala dan terkadang sungkar untuk mengalah tetapi waktunya tidak pas itulah yang menyebabkan konflik itu terjadi.
 b)  Memperkasai konflik
o   Mengaku dan menyatakan masalah yang ada.
o   Menjelaskan dasar dari konflik yang potensial dalam arti perilaku, konsekuensi, dan perasaan.
o   Menghinadari menilai motif-motif orang lain
o   Memastikan orang lain memahami masalah anda.
Ø  Mengutarakan solusi/pendapat
Konflik tidak akan selesai jika salah satu tidak  bisa menemukan jalan keluarnya. Maka pada saat saya ada di dalam konflik sebisa mungkin saya memberikan pendapat bagaimana masalah ini bisa membaik jangan terlalu lama didiamkan.
Ø  Harus mempersiapkan mental
Jika kita membuat konflik pastinya kita siap untuk menghadapinya. Saya harus siap berhadapan dengan lawan konflik saya dan mengakui apakah konflik itu dibuat oleh saya atapun dibuat oleh teman saya. Untuk menghadapi ini saya juga harus mempersiapkan waku yang pas agar permasalahannya bisa terselesaikan.
Ø  Buatlah singkat
Karena suatu masalah itu harus dibicarakan pastinya saya memerlukan interaksi terhadap sahabat saya. Ketika pembicaran kami ada dipuncak keemosian saya segera memanggil teman saya agar dapat membuat suasana menjadi tenang

  Merespon konflik
·         Menggunakan teman/orang lain sebagai batu loncatan.
·         Memberikan respon yang empatik dengan kepentingan dan kepedulian
·         Dengan kata-kata sendiri pemahaman masalah yang terjadi dan memerikan pertanyaan untuk menjelaskan masalahnya seperti apa.
·         Mencari persamaan dasar dengan menentukan aspek dakwaan
·         Meminta saran kepada orang yang saya percayai, bagaiamana sebaiknya sya menyelesaikan masalah itu.
   Menengahi konflik
Ø  Saya akan memastikan orang-orang yang terlibat dalam konflik bisa bekerja sama dengan saya.
Ø  Membantu orang-orang untuk mengidentifikasi konflik yang sebenarnya.
Ø  Harus bersikap netralitas.
Ø  Mengontrol atau menjaga pembicaraan terfokus pada masalah yang terjadi dan bukan pada masalah pribadi.
Ø  Mengusahakan untuk menjamin waktu bicara yang sama
Ø  Memusatkan permbicaraan dalam menolong kedua belah pihak mencari penyelesaian.
Ø  Saya menggunakan persepsi untuk mengecek dan membuat uraian dengan kata-kata sendiri untuk memastikan kedua pihak benar-benar memahami dan mendukung yang telah disetujui.
Ø  Membuat rencana kegiatan dan prosedur tindak lanjutnya.

Memulihkan dari kegagalan konflik
v  Memahami konflik yang tak terselesaikan
Mengajukan pertanyaan pada diri sendiri atau intropeksi diri sendiri. Apa yang salah? Apakah satu atau lebih dari kita menjadi bersaing? Atau bersifat denpesif? Apakah saya telah menggunakan cara yang tidak tepat untuk situasi ini? Apakah kita gagal dalam metode yang sudah dipelajari? Dan apakah saya memperkasai atau merespons secara tidak baik?
v  Memaafkan
Saya harus bisa memaafkan sahabat saya yang terlibat konflik dengan saya. Dengan kita saling memaafka maka jalinan persahabatab kami tidak akan putus dan kami tidak bermusuhan.

4.      Tahap Orientasi
Ishmatun Nisa dilihat Dari Data Kultural
Ia lahir di Sukabumi, umur 2 tahun ia pindah ke daerah Tangerang selatan tepatnya di daerah Pamulang, dia dibesarkan dikeluarga etnis Sunda. ia anak pertama dari tiga bersaudara, adik pertamanya laki-laki dan adik keduanya Perempuan.
Saya gilihat Dari Data Kultural

Saya lahir di Jakarta, dan tinggal di iputat bersama orangtua saya. Saya dibesarkan di keluarga etnis betawi karena orang tua saya orang Ciputat asli. saya anak kedua dari tiga bersaudara, kaka saya perempuan dan adik saya laki-laki.
                    



Ishmatun Nisa dilihat dari data Sosiologis
Sejak kecil ia tinggal di Pamulang, hingga pada SMP ia bersekolah di SMPN 1 Pamulang, lalu setelah lulus melanjutkan SMA di SMAN 2 Tangerang Selatan. setelah itu ia melanjutkan studi S1 nya di UIN Jakarta dengan jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Saya dilihat Dari Data Sosiologis

Sejak kecil saya tinggal di daerah Ciputat dan sampai sekarang. waktu SMP saya bersekolah di MTsN Tangerang II Pamulang, setelah itu saya melanjutkan ke MAN Serpong, lalu melanjutkan studi S_1 saya di UIN Jakarta dengan jurusan yang sama dengan sahabat saya.

Tahap Menuju Sikap
ü  saya pikir dia suka menunggu
ü  saya kira dia diam-diam marah
ü  dia sangat peduli dengan perasaan orang lain
ü  saya pikir dia ribet sendiri
ü  dia pikir saya orangnya jutek
ü  dia pikir saya suka menunggu
ü  dia pikir saya
ü  dia pikir saya orangnya pemalu
ü  dia pikir saya mudah sekali marah

Data Terakhir Perubahan Sahabat
Dari mulai kita bertemu hingga sekarang dia adalah orang yang baik, sensitive dan peduli terhadap orang lain.




5.      terjadinya de-penetrasi saya dan sahabat saya
Saya mengalami de-penetrasi dengan sahabat saya ketika berkurangnya kepedulian dan berkurangnya pendekatan.
Dan faktor yang menyebabkan de-penetrasi social adalah karena sahabat saya sudah mulai sibuk dengan kegiatan lain diluar organisasi ini dan kurang mementingkan masalah yang ada di organsasinya yang lama. ini membuat saya dan sahabat saya melakukan depenetrasi sosal.

Kasus dan fakta
Saya dan sahabat saya adalah satu organisasi dalam bidang kemahasiswaan di fakultas awalnya kami selalu bersama saat ada acara maupun rapat yang diadakan oleh HMJ KPI. Dengan berjalannya waktu dan jadwal kuliah yang berbeda-beda dan kesibukan yang berbeda-beda. Makin kesini makin jarang rapat dan hubungan kami mulai sedikit renggang tapi sesekali dia hadir dalam rapat. Dia lebih mementingkan diluar organisasi ketimbang organisasi yang dia sedang geluti, karena dia sedang membuat sebuah UKM tari daerah yang sesuai dengan hobinya.
Dan juga ketika kami mengalami konflik hubungan kami sedikit renggang, biasanya kami selalu bersama tetapi ketika kami sedang mengalami konflik, bertanya pun seadanya, menjawab seadanya tidak seperti biasa.

t:mi -l t H�C 8�@ nsi-theme-font: minor-latin;mso-bidi-font-family:Arial;mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA'>[10]ibid

[11]Ibid
[12]http://oliviadwiayu.wordpress.com/2007/01/05/empat-teori-pers/
[13]ibid
[14] Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 69
[15] http://chivaz.net/2013/01/pengertian-dan-definisi-pers-secara-umum-dan-para-ahli.html
[16] http://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa
[17] Ibid, hal.70
[18] http://nasional.sindonews.com/read/2013/02/27/12/722347/djoko-media-memiliki-peranan-penting-membangun-opini-publik

[19] Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 71