Selasa, 29 April 2014

PROPAGANDA INTERNASIONAL


PROPAGANDA INTERNASIONAL

Pengertian Propaganda Internasional
Menurut  Terrence H. Qualter dalam bukunya yang berjudul Propagnda Psychological Warfare (New York, 1992:27) menulis bawa  propaganda adalah usaha yang disengaja oleh beberapa individu atu kelompok  melalui pemakaian instrument komunikasi dengan tujuan agar situasi tertentu, reaksi mereka yang dipengaruhi adalah seperti yang diinginkan oleh sang propagandis.
Yang membedakan propaganda dari tindakan penyebaran ide atau informasi lain adalah bahwa ia “usaha sengaja” untuk mengarahkan perilaku orang agar sesuai dengan yang diinginkan, atau dengan kata lain, agar sesuai dengan efek yang sudah dikalkulasi sebelumnya.
R. Soeprapto dalam bukunya Hubungan Internasional: Sistem Interaksi Perilaku (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada hal. 230)mengutip definisi T.A Colombus dan J.H Wolf yang menyatakan propaganda adalah “Usaha sistematis yang bertujuan untuk membentuk  atau mengubah sikap, pendapat dan tindakan suatu kelompok sasaran melalui simbol-simbol verbal, tulisan dan perilaku dengan menggunakan media seperti buku-buku, pamflet, film, ceramah, radio, televisi dan lain-lain”.
Karena sifatnya yang sangat tidak netral itu  yaitu memang sejak awal sudah bertujuan mengarahkan publik propagnda sering kali ditanggapi secara sinis oleh banyak pihak dan seringkali dianggap  mengandung konotasi negatif. Pandangan negatif ini tidak sepenuhnya dianggap benar. Bahkan istilah propaganda sendiri sebenarnya berakar dari abad ke 17. Pada saat gereja Katolik Roma menetapkan apa yang disebut sebagai Kongregasi bagi Propaganda keyakinan. Dengan kata lain, propaganda disini merujuk pada penyebar luasan yang tidak dengan sendirinya atau berarti menipu.

a.       PERKEMBANGAN PROPAGANDA INTERNASIONAL PADA ABAD KE-20
Pada awalnya propaganda lebih banyak dilakukan untuk mempengruhi publik dalam negeri . propaganda dibedakan dari upaya komunikasi politik luar negeri lainnya dalam hal kegiatan ini ditujukan pada publik luar negeri, dan bukan hanya pada elite politik terbatas. Jadi berbeda dari kunjungan politik seorang pemimpin negara ke negara lain atau dialog antar pejabat tinggi dua negara yang keduanya juga merupakan komunikasi yang ditujukan untuk mempengaruhi pihak lain propaganda memang secara sengaja diarahkan kepada masyarakat luas.
                Gagasan tentang keefektifan propaganda dalam negeri membuat orang berpikir bahwa hal serupa bisa diterapkan untuk menjangkau publik luar negeri. Keefektifan komunikasi politik itu berusaha diperluas dari lingkup satu negara ke lingkup antar negara. Dapat dikatakan sejak menjelang akhir abad ke-19, diplomasi internasional sudah mulai memanfaatkan media massa sebagai instrumen politik luar negeri. Sebagian ini menunjukan perubahan bentuk konvensional diplomasi yang cenderung tertutup kearah bentuk negosiasi diplomatik yang lebih terbuka. Perkembangan pesat teknologi komunikasi yang ditandai dengan lahirnya berbagai media komunikasi yang dapat menjangkau khalayak luas dalam satu waktu yang pada waktu itu turut mendukung propaganda internasional.
Propaganda internasional ini dapat dibedakan antara yang dijalankan dalam masa damai dan yail ng dilancarkan pada masa perang. Pada masa perang, diplomasi publik yang yang dilancarkan mengambil bentuk propaganda agresif. Dapat dikatakan Perang Dunia ke I merupakan tonggak pertama mobilisasi total sistem komunisi global yang dianggap turut mempengaruhi jalannya sejarah.
Bentuk perang psikologis ini terus dilanjutkan sesudah PD I usai. Dalam perang dunia ke II, propaganda internasional juga dijalanka  dalam skala sangat besar, baik oleh Rezim NAZI maupun rezim Sekutu. Seusai Perang Dunia Kedua usai, propaganda internasional berlanjut beroperasi sebagai dimensi inegral hubungan internasional, hanya saja pada masa damai ini, propaganda yang dilancarkan tidak lagi berlangsung terang-terangan, tidak secara agresif. Sebagai contoh pada perang dunia propaganda AS yang dijalankan antara  lain dengan menyebarkan pamflet, atau menyiarkan berita yang akan melemahkan semangat masyarakat negara musuh mendukung pasukan mereka, pada damai propaganda yang dijalanan adalh antara lain dengan mendirikan perpustakaan yang membuat publik luar negeri  memliki pandangan positif terhadap AS atau menyiarkan film yang membuat masyarakat di luar negeri menganggap AS adalah model negara terbaik dunia.
                Faktor yang mendorong meningkatnya propaganda internasional sejak berakhirnya Perang Dunia II :
a.       Semakin dihindarinya penggunaan kekuatan militer dalam upaya menyelesaikan pertikaian internasional.
b.      Meningkatnya posisi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan disebagian negara besaR, sejalan dengan diterimanya sisem pemerintahan demokratis di negara-negara tersebut.
c.       Berkembangnya sarana komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk menjalankan propaganda internasional.

b.       Propoganda Internasional Sejumlah Negara Besar
Setiap negara pada dasarnya melakukan kegiatan propaganda internasional atau diplomasi publik. Hanya saja, intensitas kegiatannya berbeda-beda. Negara-negara kecil atau negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah lazimnya membatasi diri hanya pada mengeluarkan pernyataan dari juru bicara kedutaan kepada anggota korps pers internasional. Selain itu, hampir semua negara mengoperasikan siaran radio gelombang pendek (short wave) yang diarahkan pada pendengar di negara lain.
Sebaliknya, sejumlah negara besar melakukan rangkaian aktivitas diplomasi publik yang sangat luas dengan dana besar. Berikut ini ada tiga negara besar Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Soviet melakukan propaganda internasional.
1.      Amerika Serikat
 Seusai perang Dunia II, arena konflik antar adikuasa berusaha dipindahkan dari medan peperangan secara militer yang disadari dapat memakan banyak korban ke medan propaganda dan counter propaganda. Dalam hal ini, Amerika Serikat, sebagai salah satu adikuasa terpenting Nampak sangat menyadari arti penting dikembangkannya upaya terencana untuk mempengaruhi alam pikikir masyarakat internasional.
Pada Mei 1980 misalnya, juru bicara Partai Republik di House of Representatives (DPR) AS, James Wright menyatakan bahwa AS tak boleh mengambil resiko kalah dalam peperangan menguasai alam piker di seluruh dunia. Salah satu actor penting dalam pembentukan citra internasional adalah United States Information Agency (USIA) yang didirikan pada 1953, sebagai langkah lanjut UU Pertukaran Informasi dan Kebudayaan AS yang diluncurkan tahun 1948. Pada 1978, USIA digabung dengan Biro Masalah Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Luar Negeri AS, dan namanya sempat diubah menjadi International Communication Agency. Namun empat tahun kemudian nama USIA digunakan kembali sebagai nama resmi.
USIA mengoperasikan perpustakaan, program penerbitan buku, produksi dan distribusi film, serta stasiun radio Voice of America, . Sejumlah data menunjukkan bahwa USIA juga terlibat dalam perekayasaan berita mengenai peristiwa penting. Bermarkas besar di Washington, USIA memiliki lebih dari 200 pos di berbagai belahan dunia, yang diorganisasikan dalam lima wilayah geografis.
2.      Inggris
Skala propaganda internasional Inggris jauh lebih rendah daripada Amerika Serikat. Di banyak negara, pemerintah Inggris mendirikan British Council, sebagai pusat aktivitas kebudayaan dan pendidikan Inggris di negara tersebut. Salah satu organ propaganda terpenting lain adalah stasiun penyiaran (radio gelombang pendek dan televisi) BBC. British Broadcasting Company (BBC) didirikan pada 18 Oktober1922 oleh pemerinah Inggris untuk melayani kebutuhan informasi nasional, di Inggris hak penyiaran dikuasai oleh negara.
Pendanaan BBC diperoleh dari pajak yang ditetapkan pemerintah dengan menarik semacam iuran pesawat penerima radio dari para pemilik pesawat radio. Pada tahun 1927, BBC berubah nama menjadi British Broadcasting Corporation. Dalam perkembangannya, siaran BBC tidak hanya diarahkan pada publik domestic melainkan juga pada publik internasional.
Setelah perang Dunia II usai, pemerintah partai buruh yang berkuasa di Inggris sebenarnya berniat mengurangi operasi luar negeri BBC, terutama siaran-siaran mereka di Eropa dan sekitarnya. Hal ini dilakukan mengingat pemerintah Inggris pada masa itu berupaya untuk lebih memusatkan perhatian pada perbaikan ekonomi Inggris yang porak poranda akibat Perang Dunia II. Namun dengan segera, atas desakan Partai Konservatif sebagai  oposisi pemerintah, pemerintah Inggris terpaksa mengembalikan peran vitasl BBC dalam diplomasi internasional. Alasan pihak oposisi, aktivitas penyiaran melalui radio adalah penting dalam rangka mencegah meluasnya pengaruh Uni Soviet di Eropa.
3.      Uni Soviet
Uni Soviet juga melancarkan propaganda secara intensif. Propaganda internasonal Soviet berakar dalam Communist International (Comintern) yang didirikan pada 1919 sebagai badan disinformasi yang agresif. Tujuan propaganda internasional Soviet antara lain adalah penyebaran ide-ide revolusi (komunis) di berbagai negara, menghancurkan persekutuan-persekutuan anti Soviet dengan mengeksploitasi perbedaab-perbedaab kepentingan antara anggota persekutuan, serta memperlemah negara-negara tersebut. Dinas rahasia Soviet KGB juga memanfaatkan banyak jurnalis di berbegai negara untuk mempengaruhi opini publik dan pembuatan keputusan di negara itu. Pada 1959, sebuah departemen khusus disinformasi didirikan. Beragam cerita-cerita hasil rekayasa termuat di media cetak berbagai belahan dunia. Salah satu ilustrasi terkenal adalah berita rekayasa tentang pidato duta besar AS, Jeanne Kirkpatrick di PBB. Propaganda Soviet meningkat secara khusus seja 1975. Menurut pemerintah Soviet, itu dilakukan mengingat negara-negara barat mulai mulai menggunakan propaganda ekstensif anti Soviet sesudah menandatangani kesepakatan Helsinki. Soviet menyebut apa yang mereka lakukan sekedar dilakukan antara lain dengan memanfaatkan kartun-kartun politik di surat kabar partai Pravda dan Izvestia. Mereka menuduh pers Barat adalah sekedar instrument agresif strategi NATO, bahwa jurnalis Barat adalah sekutu CIA, dan bahwa media Barat mengukuhkan mitos tentang ancaman Soviet serta bahwa program politik Presiden AS Ronald Reagan dipenuhi oleh kepalsuan, kekerasan dan suap.
Bagaimanapun propaganda internasional Uni Soviet dianggap tak cukup efektif untuk mengatasi propaganda serupa yang dijalankan kubu Barat, terutama Amerika Serikat.

PROPAGANDA INTERNASIONAL MELALUI MEDIA MASSA SWASTA
Pada bagian ini, dengan menggunakan kasus Amerikaa Serikat, akan dijelaskan bagaimana peperangan informasi itu tak hanya dijalankan sepenuhnya oleh organ-organ pemerintah, namun juga didukung oleh inisiatif-inisiatif non-pemerintah, serta melalui media massa swasta yng baik secara terencana atau tidak terencana mendukung kebijakan pemerintah tersebut.
A.    Penyusupan Ke Dalam Media dan Praktek Disinformasi
Selain organ-organ resmi pemerintah seperti Voice of America, praktis seluruh media massa di AS dikuasain pihak swasta. Di negara itu tidak ada misalnya semacam TVRI atau RRI, atau bahkan stasiun radio dan televisi seperti BBC di Inggris yang memperoleh dana pemerintah. Karena itu dapat dikatakan media massa di AS berdiri sepenuhnya di luar pemerintah, dan dengan prinsip kebebasan pers yang dijunjung tinggi di negara itu, pemerintah AS ditekan untuk tak melakukan campur tangan dalam kehidupan media massa.
Ada dua bentuk propaganda internasional melalui media massa swasta. Yang pertma adalah pelibatan media massa melalui penanaman jurnalis dan artikel ke dalam media massa bersangkutan. Yang kedua adalah pelibatan media massa melalui persetujuan media massa itu sendiri.
1.      Pelibatan Melalui Penanaman
Penanaman di sini merujuk pada ditempatkannya sejumlah jurnalis yang dibayar oleh organ pemerintah di media massa swasta, serta disalurkannya cerita-cerita (atau berita-berita) yang mendukung kebijakan pemerintah ke media massa melalui beragam sarana. Cerita-cerita itu bisa saja memiliki dasar fakta yang kuat, namun juga seringkali hanya hasil rekayasa yang dilakukan untuk menyesatkan khalayak. Hal yang terakir itu disebut sebagai ‘disinformasi’
Sebagaimana ditulis Cees J. Hamelinks dinas rahasia AS, US Central Intelligenci Agency (CIA) diketahui secara aktif melakukan disinformasi selama puluhan tahun. Pada 1948, saat mereka berusaha mempengaruhi hasil pemilihan umum di Italia. Antara 1966 dan 1975 CIA mengoperasikan semacam kantor berita bernama Forum World Featuress yang terutama menyalurkan laporan mendalam ke ratusan surat kabar. Selain pemanfaatan langsung jurnalis CIA juga memiliki, mensubsidi, dan mempengaruhi banyak surat kabar, kantor berita dan media lainnya. Setidaknya 12 agen CIA bekerja sebagai wartawan tetap di media berita AS, di mana mereka menanamkan cerita-cerita rekayasa atau cerita sesungguhnya yang diselewengkan. Cerita-cerita semacam itu sering digunakan kantor berita Associated Press dan UPI dan disebarkan ke seluruh dunia.
Menurut Hamelinks media berita menjadi komponen penting dalam wilayah disinformasi karena mereka kerap secara tidak kritis menerima informasi yang diberikan pada mereka oleh lembaga-lembaga yang seharusnya mengundang kewaspadaan tertentu.
Tanpa analisis kritis, informasi yang ada mungkin memperkokoh posisi pihak-pihak yang mempromosikan anggaran militer AS.

2.       Perlibatan Melalui Persetujuan
Tak selalu dukungan media massa terhadap kebijakan proaganda luar negeri pemerintah AS  terjadi karena adanya penanaman jurnalis atau berita yang direkayasa. Harus diingat, para pemilik dan praktisi media AS adalah warga AS yang tentu juga memiliki rasa nasionalisme. Demikianlah, dukungan media secara sukarela terhadap garis kebijakan luar negeri AS yang menentang gerakan komunisme internasional bisa jadi berakar dari sikap anti-komunisme dalam diri para pengelola medigsanendiri. Leh karena itu, film-film yang menematkan negara-nelm JAgara komunis sebagai pihak yang jahat dan mengancan kepentingan dunia seperti sangat kuat terkesan dalam film-film James Bond atau Rambo lazim dibuat tanpa ada keterkaitan dengan pemerintah AS.
                Namun menurut Edwar S. Herman dan Noam Chomsky dalam bukunya yg berjudul manufacturing consent terdapat lima kondisi yang menyebabkan  media  massa AS Pada umumnya cendurung mendukung propaganda internasional. Lima kondisi itu yaitu:
a.       Besaran kepemilikan, dan orientasi keuntungan media massa
Pada intinya Herman dan Chomskys pada masa ini media massa harus dpandang sebagai industri yang menitikberatkan pencarian keuntungan. Media massa harus memperbesar skala usahanya, dan berupaya untuk tidak memuat hal-hal yang merugikan bisnis mereka. Para raksasa media juga memiliki hubungan erat dengan arus utama masyarakat bisnis melalui berbagai cara. Dengan kata lain, sebenarnya teerdapat kesaling tekaitan antara media dengan komunitas bisnis secara keseluruhan. Ini berimplikasi pada bagaimana mereka memandang hubungan dengan pemerintah. Media massa AS juga membutuhkan dukungan kebebasan usaha mereka diplomatik dari pemerintah AS untuk melakukan penetrasi ke pasar Luar negri. dengan demikian media massa AS cenderung mendukung kebijakan luar negeri AS mengingat pada dasarnya komunitas bisnis secara keseluruhan dan komuitas media pada khususnya membutuhkan dukungan pemerintah AS dalam ekspansi global  mereka.
b.      Pengaru Iklan
Ketergantungan media massa pada komunitas bisnis juga lahir akibat ketergantungan mereka pada iklan sebagai sumber utama pendanaan. Dapat dikatakan, media hanya bisa menjadi besar dan makmur bila memperoleh pemasukan iklan yang besar pula. Dalam hal ini media massa tidak daat menentukan sepenuhnya sendiri apa yang aka merek sebarkan, melainkan juga bergatung pada kata apa kata pemasang iklan,yaitu para pengusaha non media.
c.       Kebutuhan akan narasumber pemerintah
Dalam hal ini, media massa memang cenderung membutuhkan adanya sumber-sumber yang dapat menyalurkan informasi secara tetap dapat diandalkan mengenai berita-berita yang berlagsung setiap hari. Salah satu sumber terpenting terutama dalam hal kebijakan luar negeri adalah pemerintah. Dalam rangka menjaga hubungan baik dengan sumber-sumber kaya tersebut, maka media massa umumnya cenderung tak ingin  terlihat terlalu kritis terhadap mereka.
d.      Tekanan tidak formal: “flak”
Adalah istilah yang digunakan Herman dan Chomsky untuk merujuk pada respon-respon negatif terhadap pernyataan atau program media. Tanggapan itu bisa mengambil bentuk surat, telegram, telepon, petisi, tuntutan hukum, pidato, serta rancangan UU didepan Kongres Serta bentuk-bentuk keluhan dalam ncaman lainya. Dalam hal ini, media massa terpaksa tidak mudah begitu saja menyiarkan isi yang dianggap bertentangan dengan garis kebijakan luar negeri AS.
e.       Ideologi Antikomunisme
Di Amerika Serikat terdapat semngat antikomunisme yang dirasakan bersama oleh masyarakat luas. Semangat ini dengan sendirinya akan mengancam media massa AS yang bersimpati pada pihak-pihak yang menganut paham konunisme.

Demikian telah dijelaskan bagaiman propaganda internasional pemrintah amerika serikat umumnya cenderung didukung media massa besar dinegara tersebut. Tentu, yang harus dicatat, sejalan dengan prinsip kebebasan dan plurarisme kebebasan disana, dukungan tersebut tak bersifat tunggal, seragam, dan tetap dari waktu ke waktu. Sesekali tentu akan terlihat adanya kritisme media terhadap kebijakan luar negeri AS yang bisa saja mengambil bentuk sangat tajam seperti dalam massa menjelang berakhirnya perang Vietam.
Namun patut diingat, dalam kasus itu, publik dalam negeri AS berkepentingan karena banyaknya serdadu AS yang dikirim dan tewas disana. Dalam kasus-kasus lain seerti dibanyak negara amerika Latin atau negara-negara komunis ketrrlibatan masayarakat luas adalah minim sehingga mereka tak merasa berkepentingan  dengan garis kebijakan tersebut.

3 komentar: