Senin, 15 September 2014

MATAKULIAH MANAJEMEN ORGANSASI


LINGKUNGAN ORGANISASI
Lingkungan organisasi adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi kelangsungan, eksistensi, keberadaan, dll yang menyangkut organisasi baik dari dalam maupun dari luar.
Sebagai suatu sistem, manajemen pemasaran harus dapat terus menerus mengawasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah melalui informasi intelejen pemasaran dari riset pemasaran agar organisasi bertahan tetap hidup, karena peruahan lingkungan menawarkan peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan.
A.    Lingkungan dan kinerja organisasi
Faktor lingkugan memainkan peran yang besardalam menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi. Manajer seharusnya berusaha untuk mempertahankan keselarasannya yang tepat antara organisasi mereka dan lingkungan nya. Ingkungan organisasi meliputi lingkungan eksternal da lingkungan internal.
a)      Lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berda di luar organisasi saling mempertukarkan sumber dayanya dengan organisasi tersebut dan tergantung satu sama lain, perusahaan yang berpengaruh tidak langsung terhadap kegiatan perusahaan.
Lingkungan eksternal meliputi variabel-variabel diluar organisasi yang dapat berupa tekanan umum 
Setiap manajer tidak hanya harus memperhatikan lingkungan internal perusahaan, tetapi juga menyadari pentingnya lingkungan eksternal. Manajer harus mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, mendiagnosis dan bereaksi terhadap kekuatan-kekuatan lignkungan berupa opprtunity, risk, dan threats yang mempunyai pengaruh pada operasi perusahaan. Perkembangan teknologi, ekonomi, perubahan perilaku konsumen, peraturan pemerintah dan perubahan kebiasaan dan budaya masyarakat akan sangat mempengaruhi organisasi. Lingkungan eksternal di bentuk oleh lingkungan umum dan lingkungan tugas. Lingkungan umum di bentuk oleh elemen-elemen spesifik dari lingkungan organisasi yang mungkin mempengaruhi aktvitas mereka. Lingkungan umum tediri dari sosial, ekonomi, politik, dan teknologi. Dampak dari dimensi ini terhadap terhadap organisasi adalah luas dan bertahap. Lingkungan tugas terdiri dari dimensi spesifik yang berada di sekitar organisasi yang sangat mungkin mempengauhi organisasi.
b)        Lingkungan internal
Lingkungan internal adalah ingkungan fisik aktual dari organisasi dan pekerjaan yang dilakukan orang. Lingkungan internal sendiri terdiri dari pemegang saham, dewan direksi, komisaris, karyawan, konsumen, dan penyuplai.
Organisasi dan lingkungan mereka saling mempengaruhi sama lain dalam berbagai cara, pengaruh lingkungan terhadap organisasi dapat muncul dari ketidakpastian, kekuatan kompetisi, dan pergolakan. Dalam kata lain ketika lingkungan dan kinerja organisasi nya bagus maka otomatis kinerja perusahaan pun akan meningkat.[1]
B.     Pemegang saham, Dewan direksi, dan Komisaris
Seperti yang di bahas dari pembahasan di atas lingkungan internal terdiri dari pemegang saham, dewan direksi, dan komisaris.
Berikut pengertian dan pembahasannya.
1.      Pemegang saham
Pemegang saham sendiri adalah orang-orang yang memiliki hak milik hukum terhadap bisnis tersebut, pemilik dapat berupa seseorang yang mendirikan dan menjalankan suatu bisnis, Pemilik atau pemegang saham juga yang merupakan pihak yang berkepentingan dalam mempengaruhi penilaian atas perusahaan. Penilaian tersebut menyangkut besarnya harapan memperoleh keuntungan atas keputusan investasi yang akan dilakukan pada masa yang akan datang. [2]
2.      Dewan direksi
Dewan direksi perusahaan sendiri dipilih oleh para pemegang saham dan bertanggung jawab untuk mengawasi manajemen secara umum, untuk memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan dengan cara yang paling memuaskan kepentingan para pemegang saham. Fungsinya adalah sebagai pengawas umum tapi jarang terlibat secara aktif dalam menjalankan perusahaan.[3]
3.      Komisaris
Yaitu organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai anggaran dasar perseroan, serta memberikan nasehat kepada Direksi. Dewan komisaris berwenang memeriksa pembukuan perseroan serta mencocokannya dengan keadaan keuangan perseroan. Dewan Komisaris juga berhak memberhentikan Direksi jika melakukan tindakan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. [4]
C.    Karyawan, Konsumen, dan Penyuplai
Seperti pembahasan sebelumnya ketiga item tersebut, yakni Karyawan, Konsumen, dan Penyuplai juga merupakan faktor internal dari lingkungan organisasi. Pengertian dan pembahasannya sendiri dapat dilihat dibawah ini:
1.      Karyawan
Karyawan sendiri adalah individu-individu yang dipekerjakan oleh organisasi. Karyawan bisa membentuk serikat pekerja yang saat ini mempunyai bargaining power yang cukup besar sehingga dapat mempengaruhi organisasi. Oleh karena itu, manajer perlu membina hubungan yang baik dengan karyawan atau serikat pekerja. Tanggung jawab utama dari karyawan sendiri  adalah untuk mamastikan bahwa karyawan dan tempat kerja selaras sehingga tujuan dari karyawan individual dan tujuan semua terpenuhi.
2.      Konsumen
Pelanggan/konsumen sendiri diartikan sebagai orang atau badan yang membayar uang untuk memperoleh jasa atau produk. Dalam suasana persaingan yang ketat, penerapan strategi pemasaran yang berusaha memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan menjadi syarat untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan berkembang, dan mendapatkan untung.
3.      Penyuplai
Penyuplai atau pemasok adalah organisasi yang menyediakan sumber daya bagi organisasi lain. Bahan yang bisa diproses biasanya berupa bahan baku/bahan jadi. Fungsi pemasok sendiri untuk kelangsungan hidup perusahaan, jika perusahaan kekurangan bahan akan mengakibatkan produksinya berkurang. [5]
D.    Kelompok kepentingan, Media, Serikat Pekerja, Institusi keuangan, Kompetitor
1.      Kelompok Kepentingan
adalah suatu perkumpulan (bisa berbentuk lembaga swadaya masyarakat) yang bertujuan untuk memengaruhi keputusan politik, mencoba untuk meyakinkan para pejabat publik untuk bertindak sesuai dengan suara atau kepentingan anggota kelompoknya.[6]
2.      Media
Media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Dalam ilmu komunikasi, media bisa diartikan sebagai saluran, sarana penghubung, dan ala-alat komunikasi. Kalimat media sebenarnya berasal dari bahasa latin yang secara harafiah mempunyai arti perantara atau pengantar. 
Dari definisi di atas dapat kita Publikasi lewat berbagai media yang ada akan sangat mempengaruhi perkembangan organisasi
3.      Serikat Pekerja
merupakan organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
Kegunaan dari serikat pekerja sendiri adalah agar di antara pekerja dan pemangku kepentingan perusahaan terjalin Kerja sama yang baik sehingga dapat mendukung suasana kerja  yang aman, nyaman, dan berkelanjutan.[7]
4.      Institusi Keuangan
Lembaga keuangan (financial institution) dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang aset utamanya berbentuk aset keuangan (financial assets) maupun tagihantagihan (claims) yang dapat berupa saham (stocks), obligasi (bonds) dan pinjaman (loans), daripada berupa aktiva riil misalnya bangunan, perlengkapan (equipment) dan bahan baku (Rose & Frasser, 1988 : 4)
Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana pada umumnya lembaga ini di atur oleh regulasi keuangan dari pemerintah.
5.      Kompetitor
Kompetitor sendiri adalah organisasi lain yang bersaing untuk memperebutkan sumber daya, sumber daya yang paling jelas diperebutkan oleh kompetitor adalah uang konsumen. Ancamann Persaingan/kompetitor adalah sejauh mana para kompetitor baru dapat dengan mudah memasuki suatu pasar atau segmen pasar.[8]
E.     Variabel: Sosial, Ekonomi, Politik, dan Teknologi[9]
Ketiga faktor di atas adalah merupakan dari lingkungan umum suatu bisnis Sosial, dibawah ini akan di jelaskan dari sub diatas.
1.      Sosial
Variabel/Dimensi sosial dari lingkungan umum meliputi kebiasaan, adat, nilai, dan karakteristik demografis masyarakat dimana organisasi berfungsi. Proses sosial pentingan karena proses tersebut menentukan produk, jasa, dan standar tingkah laku yang dihargai masyarakat. Di beberapa negara misalnya, konsumen bersedia membayar harga yang tinggi untuk pakaian para perancang. Akan tetapi pakaian yang sama mungkin hampir tidak memiliki pasar di negara lain.
2.      Ekonomi
Variabel/Dimensi ekonomi dari suatu lingkungan umum organisasi adalah kesehatan ada vitalitas keseuruhan dari sistem ekonomi dimana organisasi beroperasi. Faktor-faktor ekonomi sangat penting bagi bisnis adalah pertumbuhan ekonomi secara umum, inflasi, tingkat suku bunga, dan tigkat pengangguran.
3.      Politik
Dimensi politik dari lingkungan umum adalah peraturan pemerintah mengenai bisnis dan hubungan umum antara bisnis dan pemerintahan.
4.      Teknologi
Variabel/Dimensi teknologi dari lingkungan umum mereflesikan metode-metode yang tersedia untuk mengubah sumber-sumber daya menjadi produk atau jasa. Walau teknologi di terapkan dalam organisasi, bentuk dan ketersediaan dari teknologi tersebut datang dari lin



[1] Ricky W Griffin, 2004. Manajemen jilid 7, Jakarta : Erlangga, Hal. 68-69
[2] Indo Yama Nasarudin, 2006.  Pengantar Bisnis Manajemen, Jakarta: UIN Jakarta Pres, Hal.2
[3] Ricky W Griffin, Hal. 79
[4] Indah Rahmawati dan Dodoy Rusnandi,2011.  Berkarier di Dunia Brosdcast Televisi & radio. Bekasi: Laskar Aksar. Hal. 114
[5] Ricky W Griffin, Hal 79
[6] Sullivan, arthur; Steven M. Sheffrin (2003). Economics: Principles in action. Upper Saddle River, New Jersey 07458: Pearson Prentice Hall. hlm. 54
[8] Ibid, Hal. 75
[9] Ibid, Hal 70-72

SISTEM KOMUNIKASI INTERNASIONAL


PROPAGANDA INTERNASIONAL

Pengertian Propaganda Internasional
Menurut  Terrence H. Qualter dalam bukunya yang berjudul Propagnda Psychological Warfare (New York, 1992:27) menulis bawa  propaganda adalah usaha yang disengaja oleh beberapa individu atu kelompok  melalui pemakaian instrument komunikasi dengan tujuan agar situasi tertentu, reaksi mereka yang dipengaruhi adalah seperti yang diinginkan oleh sang propagandis.
Yang membedakan propaganda dari tindakan penyebaran ide atau informasi lain adalah bahwa ia “usaha sengaja” untuk mengarahkan perilaku orang agar sesuai dengan yang diinginkan, atau dengan kata lain, agar sesuai dengan efek yang sudah dikalkulasi sebelumnya.
R. Soeprapto dalam bukunya Hubungan Internasional: Sistem Interaksi Perilaku (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada hal. 230)mengutip definisi T.A Colombus dan J.H Wolf yang menyatakan propaganda adalah “Usaha sistematis yang bertujuan untuk membentuk  atau mengubah sikap, pendapat dan tindakan suatu kelompok sasaran melalui simbol-simbol verbal, tulisan dan perilaku dengan menggunakan media seperti buku-buku, pamflet, film, ceramah, radio, televisi dan lain-lain”.
Karena sifatnya yang sangat tidak netral itu  yaitu memang sejak awal sudah bertujuan mengarahkan publik propagnda sering kali ditanggapi secara sinis oleh banyak pihak dan seringkali dianggap  mengandung konotasi negatif. Pandangan negatif ini tidak sepenuhnya dianggap benar. Bahkan istilah propaganda sendiri sebenarnya berakar dari abad ke 17. Pada saat gereja Katolik Roma menetapkan apa yang disebut sebagai Kongregasi bagi Propaganda keyakinan. Dengan kata lain, propaganda disini merujuk pada penyebar luasan yang tidak dengan sendirinya atau berarti menipu.

a.       PERKEMBANGAN PROPAGANDA INTERNASIONAL PADA ABAD KE-20
Pada awalnya propaganda lebih banyak dilakukan untuk mempengruhi publik dalam negeri . propaganda dibedakan dari upaya komunikasi politik luar negeri lainnya dalam hal kegiatan ini ditujukan pada publik luar negeri, dan bukan hanya pada elite politik terbatas. Jadi berbeda dari kunjungan politik seorang pemimpin negara ke negara lain atau dialog antar pejabat tinggi dua negara yang keduanya juga merupakan komunikasi yang ditujukan untuk mempengaruhi pihak lain propaganda memang secara sengaja diarahkan kepada masyarakat luas.
                Gagasan tentang keefektifan propaganda dalam negeri membuat orang berpikir bahwa hal serupa bisa diterapkan untuk menjangkau publik luar negeri. Keefektifan komunikasi politik itu berusaha diperluas dari lingkup satu negara ke lingkup antar negara. Dapat dikatakan sejak menjelang akhir abad ke-19, diplomasi internasional sudah mulai memanfaatkan media massa sebagai instrumen politik luar negeri. Sebagian ini menunjukan perubahan bentuk konvensional diplomasi yang cenderung tertutup kearah bentuk negosiasi diplomatik yang lebih terbuka. Perkembangan pesat teknologi komunikasi yang ditandai dengan lahirnya berbagai media komunikasi yang dapat menjangkau khalayak luas dalam satu waktu yang pada waktu itu turut mendukung propaganda internasional.
Propaganda internasional ini dapat dibedakan antara yang dijalankan dalam masa damai dan yail ng dilancarkan pada masa perang. Pada masa perang, diplomasi publik yang yang dilancarkan mengambil bentuk propaganda agresif. Dapat dikatakan Perang Dunia ke I merupakan tonggak pertama mobilisasi total sistem komunisi global yang dianggap turut mempengaruhi jalannya sejarah.
Bentuk perang psikologis ini terus dilanjutkan sesudah PD I usai. Dalam perang dunia ke II, propaganda internasional juga dijalanka  dalam skala sangat besar, baik oleh Rezim NAZI maupun rezim Sekutu. Seusai Perang Dunia Kedua usai, propaganda internasional berlanjut beroperasi sebagai dimensi inegral hubungan internasional, hanya saja pada masa damai ini, propaganda yang dilancarkan tidak lagi berlangsung terang-terangan, tidak secara agresif. Sebagai contoh pada perang dunia propaganda AS yang dijalankan antara  lain dengan menyebarkan pamflet, atau menyiarkan berita yang akan melemahkan semangat masyarakat negara musuh mendukung pasukan mereka, pada damai propaganda yang dijalanan adalh antara lain dengan mendirikan perpustakaan yang membuat publik luar negeri  memliki pandangan positif terhadap AS atau menyiarkan film yang membuat masyarakat di luar negeri menganggap AS adalah model negara terbaik dunia.
                Faktor yang mendorong meningkatnya propaganda internasional sejak berakhirnya Perang Dunia II :
a.       Semakin dihindarinya penggunaan kekuatan militer dalam upaya menyelesaikan pertikaian internasional.
b.      Meningkatnya posisi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan disebagian negara besaR, sejalan dengan diterimanya sisem pemerintahan demokratis di negara-negara tersebut.
c.       Berkembangnya sarana komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk menjalankan propaganda internasional.

b.       Propoganda Internasional Sejumlah Negara Besar
Setiap negara pada dasarnya melakukan kegiatan propaganda internasional atau diplomasi publik. Hanya saja, intensitas kegiatannya berbeda-beda. Negara-negara kecil atau negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah lazimnya membatasi diri hanya pada mengeluarkan pernyataan dari juru bicara kedutaan kepada anggota korps pers internasional. Selain itu, hampir semua negara mengoperasikan siaran radio gelombang pendek (short wave) yang diarahkan pada pendengar di negara lain.
Sebaliknya, sejumlah negara besar melakukan rangkaian aktivitas diplomasi publik yang sangat luas dengan dana besar. Berikut ini ada tiga negara besar Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Soviet melakukan propaganda internasional.
1.      Amerika Serikat
 Seusai perang Dunia II, arena konflik antar adikuasa berusaha dipindahkan dari medan peperangan secara militer yang disadari dapat memakan banyak korban ke medan propaganda dan counter propaganda. Dalam hal ini, Amerika Serikat, sebagai salah satu adikuasa terpenting Nampak sangat menyadari arti penting dikembangkannya upaya terencana untuk mempengaruhi alam pikikir masyarakat internasional.
Pada Mei 1980 misalnya, juru bicara Partai Republik di House of Representatives (DPR) AS, James Wright menyatakan bahwa AS tak boleh mengambil resiko kalah dalam peperangan menguasai alam piker di seluruh dunia. Salah satu actor penting dalam pembentukan citra internasional adalah United States Information Agency (USIA) yang didirikan pada 1953, sebagai langkah lanjut UU Pertukaran Informasi dan Kebudayaan AS yang diluncurkan tahun 1948. Pada 1978, USIA digabung dengan Biro Masalah Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Luar Negeri AS, dan namanya sempat diubah menjadi International Communication Agency. Namun empat tahun kemudian nama USIA digunakan kembali sebagai nama resmi.
USIA mengoperasikan perpustakaan, program penerbitan buku, produksi dan distribusi film, serta stasiun radio Voice of America, . Sejumlah data menunjukkan bahwa USIA juga terlibat dalam perekayasaan berita mengenai peristiwa penting. Bermarkas besar di Washington, USIA memiliki lebih dari 200 pos di berbagai belahan dunia, yang diorganisasikan dalam lima wilayah geografis.
2.      Inggris
Skala propaganda internasional Inggris jauh lebih rendah daripada Amerika Serikat. Di banyak negara, pemerintah Inggris mendirikan British Council, sebagai pusat aktivitas kebudayaan dan pendidikan Inggris di negara tersebut. Salah satu organ propaganda terpenting lain adalah stasiun penyiaran (radio gelombang pendek dan televisi) BBC. British Broadcasting Company (BBC) didirikan pada 18 Oktober1922 oleh pemerinah Inggris untuk melayani kebutuhan informasi nasional, di Inggris hak penyiaran dikuasai oleh negara.
Pendanaan BBC diperoleh dari pajak yang ditetapkan pemerintah dengan menarik semacam iuran pesawat penerima radio dari para pemilik pesawat radio. Pada tahun 1927, BBC berubah nama menjadi British Broadcasting Corporation. Dalam perkembangannya, siaran BBC tidak hanya diarahkan pada publik domestic melainkan juga pada publik internasional.
Setelah perang Dunia II usai, pemerintah partai buruh yang berkuasa di Inggris sebenarnya berniat mengurangi operasi luar negeri BBC, terutama siaran-siaran mereka di Eropa dan sekitarnya. Hal ini dilakukan mengingat pemerintah Inggris pada masa itu berupaya untuk lebih memusatkan perhatian pada perbaikan ekonomi Inggris yang porak poranda akibat Perang Dunia II. Namun dengan segera, atas desakan Partai Konservatif sebagai  oposisi pemerintah, pemerintah Inggris terpaksa mengembalikan peran vitasl BBC dalam diplomasi internasional. Alasan pihak oposisi, aktivitas penyiaran melalui radio adalah penting dalam rangka mencegah meluasnya pengaruh Uni Soviet di Eropa.
3.      Uni Soviet
Uni Soviet juga melancarkan propaganda secara intensif. Propaganda internasonal Soviet berakar dalam Communist International (Comintern) yang didirikan pada 1919 sebagai badan disinformasi yang agresif. Tujuan propaganda internasional Soviet antara lain adalah penyebaran ide-ide revolusi (komunis) di berbagai negara, menghancurkan persekutuan-persekutuan anti Soviet dengan mengeksploitasi perbedaab-perbedaab kepentingan antara anggota persekutuan, serta memperlemah negara-negara tersebut. Dinas rahasia Soviet KGB juga memanfaatkan banyak jurnalis di berbegai negara untuk mempengaruhi opini publik dan pembuatan keputusan di negara itu. Pada 1959, sebuah departemen khusus disinformasi didirikan. Beragam cerita-cerita hasil rekayasa termuat di media cetak berbagai belahan dunia. Salah satu ilustrasi terkenal adalah berita rekayasa tentang pidato duta besar AS, Jeanne Kirkpatrick di PBB. Propaganda Soviet meningkat secara khusus seja 1975. Menurut pemerintah Soviet, itu dilakukan mengingat negara-negara barat mulai mulai menggunakan propaganda ekstensif anti Soviet sesudah menandatangani kesepakatan Helsinki. Soviet menyebut apa yang mereka lakukan sekedar dilakukan antara lain dengan memanfaatkan kartun-kartun politik di surat kabar partai Pravda dan Izvestia. Mereka menuduh pers Barat adalah sekedar instrument agresif strategi NATO, bahwa jurnalis Barat adalah sekutu CIA, dan bahwa media Barat mengukuhkan mitos tentang ancaman Soviet serta bahwa program politik Presiden AS Ronald Reagan dipenuhi oleh kepalsuan, kekerasan dan suap.
Bagaimanapun propaganda internasional Uni Soviet dianggap tak cukup efektif untuk mengatasi propaganda serupa yang dijalankan kubu Barat, terutama Amerika Serikat.

PROPAGANDA INTERNASIONAL MELALUI MEDIA MASSA SWASTA
Pada bagian ini, dengan menggunakan kasus Amerikaa Serikat, akan dijelaskan bagaimana peperangan informasi itu tak hanya dijalankan sepenuhnya oleh organ-organ pemerintah, namun juga didukung oleh inisiatif-inisiatif non-pemerintah, serta melalui media massa swasta yng baik secara terencana atau tidak terencana mendukung kebijakan pemerintah tersebut.
A.    Penyusupan Ke Dalam Media dan Praktek Disinformasi
Selain organ-organ resmi pemerintah seperti Voice of America, praktis seluruh media massa di AS dikuasain pihak swasta. Di negara itu tidak ada misalnya semacam TVRI atau RRI, atau bahkan stasiun radio dan televisi seperti BBC di Inggris yang memperoleh dana pemerintah. Karena itu dapat dikatakan media massa di AS berdiri sepenuhnya di luar pemerintah, dan dengan prinsip kebebasan pers yang dijunjung tinggi di negara itu, pemerintah AS ditekan untuk tak melakukan campur tangan dalam kehidupan media massa.
Ada dua bentuk propaganda internasional melalui media massa swasta. Yang pertma adalah pelibatan media massa melalui penanaman jurnalis dan artikel ke dalam media massa bersangkutan. Yang kedua adalah pelibatan media massa melalui persetujuan media massa itu sendiri.
1.      Pelibatan Melalui Penanaman
Penanaman di sini merujuk pada ditempatkannya sejumlah jurnalis yang dibayar oleh organ pemerintah di media massa swasta, serta disalurkannya cerita-cerita (atau berita-berita) yang mendukung kebijakan pemerintah ke media massa melalui beragam sarana. Cerita-cerita itu bisa saja memiliki dasar fakta yang kuat, namun juga seringkali hanya hasil rekayasa yang dilakukan untuk menyesatkan khalayak. Hal yang terakir itu disebut sebagai ‘disinformasi’
Sebagaimana ditulis Cees J. Hamelinks dinas rahasia AS, US Central Intelligenci Agency (CIA) diketahui secara aktif melakukan disinformasi selama puluhan tahun. Pada 1948, saat mereka berusaha mempengaruhi hasil pemilihan umum di Italia. Antara 1966 dan 1975 CIA mengoperasikan semacam kantor berita bernama Forum World Featuress yang terutama menyalurkan laporan mendalam ke ratusan surat kabar. Selain pemanfaatan langsung jurnalis CIA juga memiliki, mensubsidi, dan mempengaruhi banyak surat kabar, kantor berita dan media lainnya. Setidaknya 12 agen CIA bekerja sebagai wartawan tetap di media berita AS, di mana mereka menanamkan cerita-cerita rekayasa atau cerita sesungguhnya yang diselewengkan. Cerita-cerita semacam itu sering digunakan kantor berita Associated Press dan UPI dan disebarkan ke seluruh dunia.
Menurut Hamelinks media berita menjadi komponen penting dalam wilayah disinformasi karena mereka kerap secara tidak kritis menerima informasi yang diberikan pada mereka oleh lembaga-lembaga yang seharusnya mengundang kewaspadaan tertentu.
Tanpa analisis kritis, informasi yang ada mungkin memperkokoh posisi pihak-pihak yang mempromosikan anggaran militer AS.

2.       Perlibatan Melalui Persetujuan
Tak selalu dukungan media massa terhadap kebijakan proaganda luar negeri pemerintah AS  terjadi karena adanya penanaman jurnalis atau berita yang direkayasa. Harus diingat, para pemilik dan praktisi media AS adalah warga AS yang tentu juga memiliki rasa nasionalisme. Demikianlah, dukungan media secara sukarela terhadap garis kebijakan luar negeri AS yang menentang gerakan komunisme internasional bisa jadi berakar dari sikap anti-komunisme dalam diri para pengelola medigsanendiri. Leh karena itu, film-film yang menematkan negara-nelm JAgara komunis sebagai pihak yang jahat dan mengancan kepentingan dunia seperti sangat kuat terkesan dalam film-film James Bond atau Rambo lazim dibuat tanpa ada keterkaitan dengan pemerintah AS.
                Namun menurut Edwar S. Herman dan Noam Chomsky dalam bukunya yg berjudul manufacturing consent terdapat lima kondisi yang menyebabkan  media  massa AS Pada umumnya cendurung mendukung propaganda internasional. Lima kondisi itu yaitu:
a.       Besaran kepemilikan, dan orientasi keuntungan media massa
Pada intinya Herman dan Chomskys pada masa ini media massa harus dpandang sebagai industri yang menitikberatkan pencarian keuntungan. Media massa harus memperbesar skala usahanya, dan berupaya untuk tidak memuat hal-hal yang merugikan bisnis mereka. Para raksasa media juga memiliki hubungan erat dengan arus utama masyarakat bisnis melalui berbagai cara. Dengan kata lain, sebenarnya teerdapat kesaling tekaitan antara media dengan komunitas bisnis secara keseluruhan. Ini berimplikasi pada bagaimana mereka memandang hubungan dengan pemerintah. Media massa AS juga membutuhkan dukungan kebebasan usaha mereka diplomatik dari pemerintah AS untuk melakukan penetrasi ke pasar Luar negri. dengan demikian media massa AS cenderung mendukung kebijakan luar negeri AS mengingat pada dasarnya komunitas bisnis secara keseluruhan dan komuitas media pada khususnya membutuhkan dukungan pemerintah AS dalam ekspansi global  mereka.
b.      Pengaru Iklan
Ketergantungan media massa pada komunitas bisnis juga lahir akibat ketergantungan mereka pada iklan sebagai sumber utama pendanaan. Dapat dikatakan, media hanya bisa menjadi besar dan makmur bila memperoleh pemasukan iklan yang besar pula. Dalam hal ini media massa tidak daat menentukan sepenuhnya sendiri apa yang aka merek sebarkan, melainkan juga bergatung pada kata apa kata pemasang iklan,yaitu para pengusaha non media.
c.       Kebutuhan akan narasumber pemerintah
Dalam hal ini, media massa memang cenderung membutuhkan adanya sumber-sumber yang dapat menyalurkan informasi secara tetap dapat diandalkan mengenai berita-berita yang berlagsung setiap hari. Salah satu sumber terpenting terutama dalam hal kebijakan luar negeri adalah pemerintah. Dalam rangka menjaga hubungan baik dengan sumber-sumber kaya tersebut, maka media massa umumnya cenderung tak ingin  terlihat terlalu kritis terhadap mereka.
d.      Tekanan tidak formal: “flak”
Adalah istilah yang digunakan Herman dan Chomsky untuk merujuk pada respon-respon negatif terhadap pernyataan atau program media. Tanggapan itu bisa mengambil bentuk surat, telegram, telepon, petisi, tuntutan hukum, pidato, serta rancangan UU didepan Kongres Serta bentuk-bentuk keluhan dalam ncaman lainya. Dalam hal ini, media massa terpaksa tidak mudah begitu saja menyiarkan isi yang dianggap bertentangan dengan garis kebijakan luar negeri AS.
e.       Ideologi Antikomunisme
Di Amerika Serikat terdapat semngat antikomunisme yang dirasakan bersama oleh masyarakat luas. Semangat ini dengan sendirinya akan mengancam media massa AS yang bersimpati pada pihak-pihak yang menganut paham konunisme.

Demikian telah dijelaskan bagaiman propaganda internasional pemrintah amerika serikat umumnya cenderung didukung media massa besar dinegara tersebut. Tentu, yang harus dicatat, sejalan dengan prinsip kebebasan dan plurarisme kebebasan disana, dukungan tersebut tak bersifat tunggal, seragam, dan tetap dari waktu ke waktu. Sesekali tentu akan terlihat adanya kritisme media terhadap kebijakan luar negeri AS yang bisa saja mengambil bentuk sangat tajam seperti dalam massa menjelang berakhirnya perang Vietam.
Namun patut diingat, dalam kasus itu, publik dalam negeri AS berkepentingan karena banyaknya serdadu AS yang dikirim dan tewas disana. Dalam kasus-kasus lain seerti dibanyak negara amerika Latin atau negara-negara komunis ketrrlibatan masayarakat luas adalah minim sehingga mereka tak merasa berkepentingan  dengan garis kebijakan tersebut.

MAKALAH USES AND GRATIFICATION KMUNIKASI MASSA


BAB  I
 PENDAHULUAN

1.1.            LATAR BELAKANG
Uses and Gratifications adalah sekelompok orang atau orang itu sendiri dianggap aktif dan selektif menggunakan media sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya. Studi didalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (Gratifications) atas kebutuhan seseorang. Oleh karena itu, sebagian besar prilaku orang tersebut akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan individu.
Pendapat lain mengenai definisi  Uses and Gratifications adalah Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan yang dalam Bahasa Inggrisnya Uses and Gratification Theory adalah salah satu teori komunikasi (massa) dimana titik berat penelitian dilakukan pada pemirsa atau khalayak sebagai penentu pemilihan pesan dan media.
Uses and Gratification Theory yang merupakan salah satu dari teori komunikasi massa melihat audiens dari proses komunikasi massa sebagai individu yang aktif, selektif dan memiliki tujuan tertentu terkait dengan terpaan media kepadanya. Artinya individu atau audiens (khalayak) sebagai makhluk sosial mempunyai sifat selektif dalam menerima pesan yang ada dalam media massa.
Uses and Gratifications meneliti asal mula kebutuhan manusia  secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan  harapan tertentu dari media masa atau sumber-sumber lain (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan penelitian yang menggunakan Uses and Gratifications model memusatkan perhatian pada kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan. Mc quail (1995) mengatakan ada dua hal utama yang mendorong munculnya pendekatan penggunaan ini. Pertama, ada oposisi terhadap pandangan deterministis tentang efek media. Sikap ini merupakan bagian dari “penemuan kembali manusia” yang terutama terjadi pada sosiolog di amerika. Kedua, ada keinginan untuk lepas dari debat yang berkepanjangan tentang selera media masa. Dalam persoalan ini pendekatan Uses and Gratifications model menyajikan alternatif lain dalam memandang hubungan antara isi media dengan komunikan, dan dalam pengkategorian isi media menurut fungsi. 
1.2.            PERUMUSAN MASALAH
1.      Apakah yang dimaksud dengan Uses and Gratification?
2.      Uses and Gratification menurut Elihu Katz, Jay G. Blumbler, dan Michael Gurevitch?

1.3. TUJUAN
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Uses and Gratifications?
2.      Untuk mengetahui Uses and Gratification menurut Elihu Katz, Jay G. Blumbler, dan Michael Gurevitch?
BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian
Uses and Gratification atau penggunaan dan Pemenuhan (kepuasan) merupakan pengembangan dari teori atau  model jarum  hipordemik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan oleh media pada diri seseorang, tetapi ia tertarik dengan apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.
Uses and Gtaifications menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku  khalayak, tetapi bagaiman media memenuhi kebutuhan pribadi  dan sosial khalayak.  khalayak  dianggap secara aktif dengan sengaja menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan dan mempuyai tujuan. Studi dalam bidang memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapat kepuasan (Gratications) atas pemenuhan kebutuhan seseorang dan dari situlah timbul istilah Uses Gtarifications. Sebagian besar prilaku khalayak akan dijelaskan  melalui berbagai kebutuhan dan kepetingan individu. Dengan demikian, kebutuhan individu merupakan titik awal kemunculan teori ini.
Uses and Gtaification pada awalnya muncul ditahun 1940  samapai 1950 para pakar melakukan penelitian  mengapa khalayak terlibat berbagai jenis perilaku komunikasi. Lalu  mengalami kemunculan kembali dan penguatan di tahun 1970an dan 1980an. Para teoritis pendukung Teori Uses and Gtaification berargumentasi bahwa kebutuhan manusialah yang mempengaruhi bagaimana mereka menggunakan dan merespon saluran media. Dengan demikian kebutuhan individu merupakan titik awal kemunculan teori ini..
Teori use and gratificaion ini adalah kebalikan dari teori peluru atau jarum hipodemik. dalam teori peluru media itu sangant aktif dalam all powerfull berada  audience. sementara berada dipihak pasif. Sementara dalam teori aktif  use and gartification ditekanka bahwa audience itu aktif untuk memillih mana media yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya. 

2.      Uses and Gratification Menurut Katz, dan Blume
Pada tahun 1974 teori ini dikemukakan lagi oleh Herbert Blumer dan elihu Katz, yang dikenalkan dalam bukunya yang berjudul The Use of Mass Comunication:Current Prespectives on gratificaton.Teori use and gratification milk blumer dan Katz ini mengatakan bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain penggunaan media tersebut adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Artinya teori use and gratification mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan untuk memuaskan kebutuhannya.
Sementara itu, Katz, Gurevitch dan haan mengatakan yang dikutip oleh Onong Uchjana menjelaskan bahwa kebutuhan manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosial, afiliasi kelompok, dan ciri-ciri kepribadian sehingga terciptalah kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media meliputi kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kepribadian secara integratif, kebutuhan sosial secara integratif dan kebutuhan pelepasan ketegangan. 
Kebutuhan Khalayak adalah sebagai berikut:
a.       Kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi mengenai pemahaman dan lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan dengan hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan dan memuaskan rasa keingintahuan kita.
b.      Kebutuhan afektif yaitu berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estis menyenangkan emosidional. Kebutuhan ini mengacu pada kegiatan atau segala sesuatu yang berkaitan dari segi prilaku yang menyenangkan.
c.       Kebutuhan pribadi secara integratif yaitu kebutuhan ini berkaitan dengan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual yang diperoleh dari hasrat dan harga diri.
d.      Kebutuhan sosial secara integratif yaitu berkaitan dengan peneguhan kontak bersama keluarga, teman dan dunia. Hal tersebut didasarkan pada hasrat berealisasi bekaitan.
e.       Kebutuhan pelepasan ketegangan yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, tegangan dan hasrat akan keanekaragaman. 
Dalam keaktifan khalayak dalam kehidupannya        sehari-hari, terlihat mereka membutuhkan sesuatu yang dapat memenuhi  kebutuhan mereka yakni melalui penggunaan media seperti membaca surat kabar yang mereka sukai, menonton acara televis, atau mendengarkan musik favoritnya, dll.
Menurut Katz dan Gurevitch  (1974, dalam Fiske, 2007:213-214) beberapa asumsi mendasar dari uses and gratifications adalah sebagai berikut:
1.      Khalayak  dianggap  aktif. Khalayak bukanlah penerima yang pasif atas apa pun yang Cmedia siarkan. Khalayak memilih dan  menggunakan isi program.
2.      Dalam proses komunikasi massa, Para anggota khalayak secara bebas menyeleksi media dan program-programnya yang terbaik yang bisa mereka gunakan untuk memuaskan kebutuhannya.
3.      Media massa harus besaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas.
4.      Tujuan media masa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak artinya, orang yang dianggap mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi tertentu
5.      Pertimbangan nilai tentang signifikansi kultural dari media massa harus dicegah. Semisal, tidaklah relevan untuk menyatakan program-program infotainment itu sampah, bila ternyata ditonton oleh sekian juta penonton. 
Sebagaimana dikutip McQuail telah menunjukkan pengaruh mood seseorang saat memilih media yang akan ia gunakan, pada saat seseorang merasa bosan maka ia akan memilih isi yang lebih menarik dan menegangkan dan pada saat seseorang merasa tertekan ia akan memilih isi yang lebih menenangkan dan ringan. Program TV yang sama bisa jadi berbeda saat harus kepuasan pada kebutuhan yang berbeda untuk individu yang berbeda. Kebutuhan yang berbeda diasosiasikan dengan kepribadian seseorang, tahap-tahap kedewasaannya, latar belakang, dan peranan sosialnya. Sebagai contoh anak-anak secara khusus lebih menyukai untuk menonton TV untuk mencari informasi dan disaat yang sama lebih mudah dipengaruhi.
Contoh Studi Kasus
Teori uses and gratification mengatakan bahwa individu lebih aktif dalam mencari apa yang diinginkan  dalam media sehingga tercapai kepuassan yang diinginkan tersebut contoh kasus yang pernah gencar diperbincangkan di media, seperti grasi yang diberikan presiden terhadap terpidana kasus narkotika warga Negara asing yang bernama Schapelle Corby. Media massa di negeri ini tengah gencar-gencarnya memperbincangkannya, dan bahkan di salah satu stasiun televisi di negeri ini mengundang berbagai tokoh dan pakar hukum untuk membahasnya. Dalam kasus ini, presiden seakan tersudutkan dengan keputusannya memberikan grasi tersebut. Terpaan media yang dipertontonkan ke publik baru-baru ini mengenai keputusan grasi tersebut. Terlepas dari kasus tersebut, tentunya individu sebagai penerima pesan dari media massa akan mencari informasi tentang kasus tersebut. Sehingga individu tersebut bisa memutuskan sendiri mana yang benar dan mana yang salah.
Selain itu contoh yang lain yaitu acara musik, kita ambil kebutuhan dan kepuasan penonton salah satunya dengan menonton acara musik Dahsyat yang sebagian besar disukai oleh kaum wanita khususnya ibu-ibu rumah tangga. Para kaum wanita khususnya remaja  lebih ingin menonton atau mencari kepuasan dengan musik terupdate melewati tayangan acara musik DAHSYAT di RCTI ketimbang melalui acara lain yang lebih dominan mengikuti acara DAHSYAT tersebut,  selain itu para pembawa acara DAHSYAT humoris  yang membuat pikiran kembali segar setelah melihat acara tesebut. Dari contoh tersebut bisa kita lihat kebutuhan masyarakat dalam mengkonsumsi media menurut teori usus and gratification.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
·         Uses and Gratifictions (kegunaan dan kepuasan) adalah sekelompok orang atau orang itu sendiri dianggap aktif menggunakan media sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya.
·         Menurut Wikipedia Uses and Gratifications adalah salah satu teori komunikasi (massa) dimana titik berat penelitian dilakukan pada pemirsa atau khalayak sebagai penentu pemilihan pesan dan media.
·         Teori Uses and Gratifications dikemukakan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumbler, dan Michael Gurevitch (Griffin, 2003) yang menyatakan bahwa pengguna media memainkan peran yang aktif dalam memilih dan menggunakan media. Pengguna media menjadi bagian yang aktif dalam proses komunikasi yang terjadi serta berorientasi pada tujuannya dalam media yang digunakannya.
·         Kebutuhan khalayak yang berkaitan dengan media yaitu meliputi kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kepribadian secara integratif, kebutuhan sosial secara integratif dan kebutuhan pelepasan ketegangan



DAFTAR PUSTAKA
Aridianto, Elvinaro dan Lukiati komala. 2007. Komunikasi Massa revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama media.
McQuail, 1987. Teori Komunikasi Massa ed. 2, Jakarta: Erlangga
Nurudin, 2004. Komunikasi Massa. Malang : CESPUR
Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikas. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. http://zulfiifani.wordpress.com/2010/10/12/teori-%E2%80%9Cuses-and-gratifications%E2%80%9D/
Imelda Bachin, 2010.Skripsi Motivasi Konsumsi terhadap Tayangan Televisi Reality Show dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi. Medan: Universitas Sumatera Utara
Ririn Fuziah. 2012. Skripsi Minat Masyarakat dalam Menggunakan Media Massa. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa